Di tahun 2024 sudah dua kali saya mengajak anak istri untuk touring Brebes – Solo PP. Kenapa sampai dua kali? Ya karena saya rutin mudik ke Solo untuk menjenguk orang tua dan saudara. Sebelumnya saya terbiasa mudik naik kereta, tapi pertengahan tahun 2024 saya memutuskan untuk mencoba touring naik sepeda motor. Motivasi utama awalnya karena ambisi istri yang ingin touring sejak dulu belum punya anak tak kunjung kesampaian. Sekarang saat anak dirasa sudah cukup kuat untuk motoran jauh, akhirnya kami beranikan untuk touring. FYI, anak saya laki-laki dan berusia 3 tahun saat pertama kali diajak touring Brebes-Solo.

Standar Motoran Brebes – Solo

Saya pribadi bukan anak motor yang sering touring jauh. Hanya dulu pas mahasiswa pernah beberapa kali motoran jauh sama temen-temen. Jadi kali ini sebelum hari H, saya sedikit melakukan riset tentang durasi perjalanan Brebes – Solo dan jalur yang akan saya lewati. Secara umum, biasanya motoran Brebes – Solo memakan waktu 8 hingga 10 jam. Tapi, karena saya bukan yang ngebut-ngebut gitu, saja estimasikan waktu 12 jam sudah include berhenti istirahat dan makan. Oleh karena itu, saya harus berangkat pagi agar tidak terlalu ketemu malam nanti saat perjalanan.

Tahapan Mempersiapkan Motor

Saat pertama niat untuk nyoba motoran ke Solo, saya mulai nge-list perbaikan apa yang diperlukan motor yang akan saya pakai. FYI, sepeda motor saya Supra X 125 FI produksi 2016. Karena saya mencari rezeki di Brebes, dan tak sering perjalanan jauh naik motor, maka si Supra Putih ini jarang sekali dipakai perjalanan jauh. Salah satu saran montir langganan agar mesin lebih kuat taringannya adalah peremajaan rantai kamprat yang ada di dalam mesin. Untung saja bagian ini diganti, karena saat dibongkar ditemukan semacam roller karet yang sudah berubah bentuk, mengecil. Setelah itu gear set juga diganti baru, kampas rem depan belakang diganti baru. Ban depan belakang pun diganti baru, karena ban belakang sudah tipis, dan ban depan keras kayak batu. Oli tentu saja baru, tak perlu dibahas.

Di sini ada PR yang cukup sulit, batok supra punya penyakit kambuhan yang getar serius. Akibatnya banyak baut di batok patah dan bikin tak nyaman. Setelah nonton beberapa tutorial di YouTube akhirnya saya berhasil ngakalin dengan beberapa baut tambahan sehingga batok menjadi lebih stabil dan tidak getar.  Terakhir untuk menambah kenyamanan, shock depan juga diservis dan diganti oli.

Touring Perdana Brebes – Solo Juli 2024

Setelah persiapan kurang lebih sebulan, akhirnya tibalah hari yang dijadwalkan untuk berangkat. Sebenarnya kami niat berangkat sepagi mungkin, dengan tujuan agar tidak terlalu panas saat di Semarang. Namun realitanya kami berangkat sekitar pukul 6 pagi. Ada sedikit hambatan saat berangkat, dop ban depan ternyata bocor alus. Karena malam sebelumnya dibuka buat ganti angin ke nitrogen, dop nya gabisa nutup sempurna karena sudah berkarat. Alhasil saya harus pompa ulang ban depan sebelum berangkat.

Setelah itu perjalanan mulai memasuki Kabupaten Pemalang dengan lancar. Karena membawa anak tiga tahun, saya rencanakan berhenti istirahat setiap dua jam. Namun ternyata motoran dua jam non-stop itu bikin pegal-pegal dan pantat panas. Meski demikian, kami berhasil stop di pemberhentian pertama, Masjid Agung Batang yang juga di area Alun-Alun Batang.

Di etape pertama ini perjalanan lancar, bocil aman karena tidur terus. Bahkan saat diajak turun berhenti, bocil sempat gamau dan minta jalan terus. Alhasil harus dibujuk agar mau sarapan dulu. Kami berhenti di Alun-Alun Batang sekitar 30 menit kemudian lanjut lagi.

Sebelum memasuki alas roban, kami berhenti di SPBU buat ke toilet. Di sini saya merasa dop ban depan harus dibenerin sebelum masuk area alas roban. Namun ternyata mas-mas pompa nitrogen tidak bisa melepas pentil dopnya. Muter loop baik mau dikencengin atau dilepas. Alhasil saya diarahkan ke bengkel yang lebih proper buat ganti dop saja.

Proses penggantian dop sebenarnya sangat sederhana, tinggal lepas pasang saja, namun entah kenapa angin ban masih terus keluar setelah diganti dop baru. Akhirnya bagian dop ditambahin karet ban dan lem sealant agar angin tidak tembus. Setelah selesai, saya disuruh nunggu 20 menitan untuk memastikan kondisi ban aman.

Kurang lebih pukul 11 siang motor dinyatakan aman untuk dipakai, angin ban sudah tidak bocor keluar. Meski demikian, saat melanjutkan perjalanan, saya tetap was-was saat di jalan. Alhamdulillah perjalanan lancar, sekitar pukul 1 siang kami sampai di Semarang dan memutuskan cari makan di daerah UNDIP.

Setelah makan siang, istri mengajak mampir di tempat saudaranya di Randugunting, alhasil kami beristirahat cukup lama, tak terasa sudah jam 5 sore. Perjalanan melewati Salatiga dan Boyolali lancar, kami sampai Solo sekitar pukul 7 malam.

Setelah kurang lebih sepekan di Solo, kami memutuskan perjalanan balik ke Brebes lewat jalur tengah. Meski belum tahu area mana yang akan dilewati, saya memutuskan ngikutin google maps menuju Temanggung. Kami keluar jalur utama di Salatiga, memasuki jalur alternatif yang naik turun dan meliuk-liuk. Pemandangan indah, lengkap dengan udara dingin.

Jalur pulang ini menyenangkan, karena sepanjang jalan kami dikelilingi pemandangan hijau. Namun minusnya adalah memang lebih jauh.dan beberapa kali kesasar karen google maps ngarahin ke jalan yang terlalu kecil dan cenderung jalan sawah. Akhirnya kami sampai di Brebes sekitar pukul 6 sore.

Kalau dihitung-hitung, perjalanan kami Solo-Brebes dan juga sebaliknya masing-masing memerlukan waktu hampir dan lebih dari 12 jam. Jangan dibayangin selama itu kami motoran terus ya. Perjalanan dilakukan dengan santai dan setiap dua jam atau kurang, kami selalu istirahat, dan selama itu pula bocil konsisten minta jalan terus jika merasakan motor berhenti.

Touring Kedua Brebes – Solo November 2024

Setelah mudik terakhir bulan Juli lalu, saya merasa harus mudik lagi sebelum ganti tahun. Kebetulan di awal November saya ada acara di Semarang. Masa, sudah sampai Semarang tidak sekalian pulang Solo nengok keluarga? Akhirnya diputuskan kami akan touring lagi. Kali ini persiapan motor tak terlalu banyak, hanya ganti oli dan cek-cek sedikit dan alhamdulillah aman semua.

Memori touring bulan Juli masih teringat di kepala, jadi saya sudah ada bayangan kapan harus beristirahat dan seperti apa jalur yang akan saya lalui. Seperti sebelumnya, pit stop pertama ada di Alun-Alun Batang. Setelah sarapan sebentar, kami lanjut jalan. Alhamdulillah, perjalanan sangat lancar, jika di touring pertama kami sampai di Semarang pukul 1 siang, kali ini baru jam 11 kami sudah memasuki Semarang. Kali ini saya nginep dulu di Semarang karena acara di Semarang masih besoknya. Sore hari keesokan harinya, saya lanjut ke Solo dan sampai rumah sekitar waktu maghrib.

Setelah di Solo kurang lebih sepekan, saya balik ke Brebes untuk kembali mengais cuan. Kali ini saya lewat jalur utama, intinya rute paling pendek yang dipilih. Karena waktu itu saya kurang fit, perjalanan jadi sedikit berat, banyak berhentinya. Meski demikian dari Solo jam 6 pagi, saya bisa sampai Brebes sekitar jam 4 sore.

Kesimpulan

Dari dua kali touring itu, tentu saja touring kedua yang lebih nyaman dan lancar. Selain badan ga terlalu capek, lebih mengerti seperti apa jalur yang akan dilewati adalah faktor pendukung yang cukup signifikan. Kita bisa mengestimasikan waktu perjalanan, sehingga tidak ada momen kita merasa perjalanan menjadi sangat jauh. Harapannya saya sekeluarga bisa terus sehat-sehat dan diberi rezeki melimpah oleh Tuhan agar bisa lanjut touring-touring ke lain destinasi.