Sekarang ini media sosial pastinya tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. Hampir semua hal bisa dilakukan di media sosial. Mulai berkomunikasi dengan teman atau rekan kerja. Melakukan aktivitas jual beli. Bahkan riset pun bisa dilakukan menggunakan sosial media. Meski demikian, sosial media juga bisa memberikan dampak negatif. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya ingin sedikit berbagi tentang tips-tips sederhana bermedia sosial yang sehat.
Media sosial juga bisa dibilang perkembangan zaman yang tak terelakkan. Kalau saya pribadi diminta mengerucutkan efeknya, akan lebih banyak efek positif dari sosial media. Apa ang dihasilkan platform canggih ini tergantung penggunanya. Apabila kita mengetahui batasan, maka hasilnya akan positif.
Kalau seperti itu, kita seharusnya tidak terlalu membutuhkan tips bersosial media dengan sehat dong? Tidak semudah itu kawanku. Secara teori mungkin sederhana, tapi dalam praktiknya tidak sesederhana itu. Kadang ada individu yang merasa sosial media adalah tempat terbaik bagi dirinya, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Oleh karena itu mari kita bersama-sama belajar tips bersosial media dengan sehat.
Mengutip dari KYKernel yang menyatakan bahwa Journal of Social and Clinical Psychology menjelaskan bahwa durasi 30 menit adalah waktu paling maksimal kita disarankan untuk menggunakan sosial media dalam sehari. Sederhananya, main instagram, facebook, dan aplikasi lainnya maksimal 30 menit saja.
Saya tidak tahu pasti variabel-variabel yang memunculkan kesimpulan tersebut. Namun hal itu bisa dibilang ekstrem dan susah untuk dipraktikkan. Menurut saya aturan itu hanya bisa dipraktikkan untuk anak-anak yang sebenarnya belum boleh membuat akun sosial media. Itupun kalau orang tuanya tegas mempraktikkannya.
Oleh karena itu daripada bertindak ekstrem efeknya malah tambah menyusahkan. Mari kita bersama mencoba 5 tips bermedia sosial dengan sehat di bawah ini;
- Ketahui Tujuan & Batasan Bersosial Media
Untuk teman-teman semua, coba deh berkontemplasi tentang apa tujuan kalian semua selama ini bermedia sosial. Tentukan prioritas saat akan mengakses sosial media. Misal, sebagai pekerja kantoran si A bermain sosial media untuk merefresh mood-nya. Oleh karena itu saat dia suntuk dengan pekerjaan dia selalu mencuri waktu untuk bermain sosial media selama 5-10 menit.
Kasus kedua, misal si B, rutinitasnya menjaga toko dan harus menjual barang di toko secara online. Oleh karena itu si B membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam sehari untuk mengakses sosial media. Mau lima menit atau 5 jam, kalau user paham tujuan dan tahu batasan tidak akan ada kerugian yang muncul.
- Think Before Posting
Sekarang semua hal bisa viral. Oleh karena itu perlu sikap yang lebih bijaksana untuk beraktivitas di sosial media. Jangan memberikan informasi-informasi atau gambar, atau video yang bisa menjadi bumerang untuk kita sendiri. Jangan sampai kita mengunggah hoaks, jangan sampai berkomentar yang menyinggung atau merendahkan pihak lain. Ga pengen dong ya, dipolisikan atau dijemput polisi gara-gara komen di sosmed? Sekarang zamannya sedang unik, yang disinggung tidak keberatan aja kalian bisa dijemput pihak yang berwajib, apalagi sampai dilaporkan. Intinya berpikir sebelum bertindak.
- Filter Siapa Yang Anda Ikuti
Kalau menurut saya, sosial media adalah cerminan kehidupan. Oleh karena itu isinya hanya teman-teman terdekat, dan hal-hal yang menarik bagi saya. Semakin kesini saya semakin memfilter siapa yang akan diikuti dan siapa yang tidak. Saya tidak menyarankan mengikuti akun-akun anonim yang aktivitasnya memberikan informasi yang belum terverifikasi. Akun tersebut sudah membagikan peristiwa tanpa mengetahui kepastian dibalik peristiwa tersebut. Saya benci hal seperti itu. Dengan memfilter siapa yang kita ikuti, aktivitas di sosial media akan lebih nyaman dan sehat.
- Tumbuhkan Rasa Ingin Berbagi Hal Baik
Dalam bersosial media hal yang paling utama adalah mengunggah sesuatu dan berinteraksi dengan orang lain. Agar aktivitas bersosial media lebih sehat, cobalah untuk selalu membagikan hal baik. Misal, si A suka fotografi, cobalah menggunakan sosial media untuk berbagi hal-hal terkait teknik fotografi menggunakan ponsel. Misal, si B adalah jurnalis media online. Si B suka berbagi informasi tentang tips menjadi jurnalis. Apa yang dibagikan tidak harus hal-hal yang berat, cari hal-hal sederhana yang dekat dengan kita. Istri saya selama hamil Aksara sering membagikan informasi tentang kehamilan. Dia tidak harus membuat sendiri unggahan tersebut, bisa juga repost dari akun lain yang terlebih dahulu menginspirasi.
- Jangan Gampang Baper
Tidak bisa dipungkiri kalau media sosial memang tempatnya orang-orang menunjukkan apa yang mereka punya, lakukan, ketahui atau capai. Hal itu sekarang adalah hal normal. Jangan menjadi kaum yang sedikit-sedikit menganggap akun A pamer, akun B sombong. Artis A kerjaannya foya-foya, artis B terlalu vulgar. Kalau kalian baper ke semua akun, saya jamin akan capek sendiri. Tidak akan menjadi orang yang produktif menggunakan sosial media. Mungkin Anda adalah kaum dari akun yang post nya Nol, tapi aktif like dan komen akun lain. Komentarnya nyinyir semua. Jadilah pengguna sosial media yang cerdas, berakal dan berpikiran terbuka. Baper hanya untuk orang yang lemah.
Itulah lima poin yang saya sendiri masih terus berproses untuk mempraktikkannya. Opsi untuk mengeliminasi sosial media dari kehidupan kita mungkin sudah tidak bisa. Bagi anak-anak pun para orang tua hanya bisa membatasi konsumsi dan memberikan pengarahan terkait fungsi sosial media. Semakin bertambah umur si anak, kebutuhan akan sosial media pastinya akan semakin bertambah. Mungkin akan lebih baik saat dirasa siap, anak-anak mulai diberi pemahaman mulai lima poin di atas. Terimakasih.