Akhir Mei lalu saya mendapat sebuah kesempatan langka dan tentunya baru pertama kali di hidup saya. Saya diajak Talk Show radio bersama penerbit Tiga Serangkai berkaitan dengan promo buku Siap Menjadi Studentpreneur yang saya dan mas Pondrafi tulis bersama. Melalui kesempatan ini saya mendapat banyak pengalaman baru, selain talkshow nya, ada obrolan tentang menulis buku yang saya pikir akan bermanfaat buat kalian yang minat nulis.

Selama 2 hari, 26 & 27 Mei, saya bersama tim Tiga Serangkai – minus Mas Pondra- melakukan dua sesi talkshow ringan di dua radio di Surabaya dan Malang. Meski hanya talkshow di radio yang notabene penontonnya ga kelihatan, tetep aja groginya keluar, tapi Alhamdulillah bisa dikontrol.

Singkat cerita, talkshow nya berjalan lancar, yang dibahas ya tentang buku Siap Menjadi Studentpreneur; mulai dari proses awal munculnya ide, proses menulis, hingga penerbitan. Dari banyaknya obrolan tentang menulis, ada satu hal yang mengusik benak saya, yaitu pertanyaan ‘gimana cara agar tulisan kita tembus ke penerbit?

Nah, gimana perasaan kalian kalau selama ini waktu nulis ya nulis aja, trus dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu dengan posisi khalayak umum mendengarkan jawaban kalian.

Yang keluar akhirnya jawaban random.

Intinya ya tulis aja, dalami materi yang akan ditulis, kemudian tulis lagi. Sempurnakan draft bukunya. Kemudian kirim ke penerbit. Nah, sebelum ngirim ke penerbit bisa juga melakukan sedikit investigasi ‘pernah ga sih penerbit ini nerbitin buku seperti yang saya tulis ini?’ menurut saya hal itu penting dilakukan karena sama aja bohong kalau kita ngirim naskah novel, tapi di penerbit yang ga pernah nerbitin novel.

Saya , Pak Andri, dan mbak penyiar

Saya , Pak Andri, dan mbak penyiar | Foto by Mas Ferry

Jawaban random saya ini ternyata didukung oleh Bapak Andri dari Tiga Serangkai yang mendampingi saya jadi narasumber. Menurut beliau sangat penting untuk membaca buku-buku dari sebuah penerbit sebelum memutuskan untuk mengirim naskah ke penerbit tersebut. Selain itu beliau juga menambahkan.

“Siap ditolak, siap ditolak, siap ditolak,” ujar Pak Andri.

Hal ini penting sebagai sandaran seorang penulis baru. Diungkapkan oleh Pak Andri, (berdasarkan pengalaman di Tiga Serangkai) proses kurasi buku serta pemilihan tema yang cocok untuk diterbitkan itu bukan hal yang sederhana. Ada langkah panjang sebelum sebuah draf buku dinyatakan bisa terbit. Setelah itu…

“Siap revisi, siap revisi, siap revisi,” tambah Pak Andri.

Nah, let’s say tema kalian udah diketok palu bakal terbit. Di sinilah tugas utama datang. Siap revisi sesuai standar penerbit agar bukunya siap masuk percetakan. Revisi tidak hanya akan terjadi satu kali, dua kali, bisa puluhan hingga belasan kali. Bisa satu paragraf, satu kalimat, satu halaman, atau satu bab. Intinya sih biar produknya semakin sempurna.

Jadi sabar dan gigihlah.