Kurang lebih satu bulan terakhir, saya meniatkan diri untuk secara rutin mengecek tekanan darah. Tentunya saya tidak ke dokter, hanya menggunakan alat portabel yang dijual bebas di pasaran. Kenapa saya lakukan ini? Ya intinya ini merupakan usaha saya untuk menjaga kesehatan, biar bisa selalu menjaga keluarga.
Membahas tekanan darah, saya memang memiliki potensi tekanan darah tingi (hipertensi). Bukan hanya karena orang tua juga mengalami hipertensi, namun setiap saya demam atau flu, saat diperiksa di faskes pertama hampir bisa dipastikan sang dokter bilang, tensi tinggi.
Setelah kurang lebih satu bulan rutin memeriksa tekanan darah, hasilnya hampir selalu di titik awal hipertensi. Tekanan darah sistolic kerap di atas 130 hingga 140an, sedangkan tekanan darah diastolic seringnya di atas 80. Dari aplikasi yang saya pakai, statusnya masuk stage 1 hypertension.
Karena hasil tersebut dan atas usul seorang teman, maka saya mencoba untuk mengonsumsi jus daun seledri dan mentimun. Dua bahan tersebut dicampur dengan buah-buahan, kadang apel atau mangga. Untung ada istri yang sigap membuatkan. Saya mulai mengonsumsi jus tersebut setiap pagi dan malam hari.
Setelah beberapa hari, tekanan darah saya menunjukkan penurunan. Namun hanya yang Sistolic. Biasanya tak pernah di bawah 130, beberapa hari catatan bisa menunjukkan angka di bawah 130. Namun di hari-hari tersebut, tekanan darah diastolic saya cenderung masih tetap tinggi di atas 80, meskipun sistolic nya sudah mulai menurun.
Berdasarkan laman medicinet.com, tekanan darah sistolic adalah tekanan yang tercipta saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah sistolic adalah tekanan yang tercipta saat jantung beristirahat dan kembali diisi dengan darah.
Kondisi tekanan darah diastolic yang cenderung selalu tinggi membuat saya membaca baca berbagai referensi. Tentunya secara online. Laman medicinet.com menyebut kondisi hipertensi di mana tekanan darah diastolic saja yang tinggi adalah Isolated Diastolic Hypertension (IDH). Hipertensi tipe ini disebut jarang terjadi, namun efeknya mirip dengan hipertensi pada umumnya.
Cara menurunkan tekanan darah diastolic
Setelah membaca berbagai sumber, saya akhirnya menemukan tips-tips untuk menurunkan tekanan darah diastolic. Tips ini saya dapat dari laman healtline.com. Cara menurunkan tekanan darah diastolic antara lain;
- Kurangi Lemak Jenuh & Lemak Trans
Gorengan dan makanan cepat saji merupakan salah satu sumber lemak jenuh dan lemak trans. Dua menu tersebut merupakan yang paling dekat dengan masyarakat. Untuk mempertahankan tekanan darah agar selalu dalam taraf normal, maka kita perlu mengurangi dua menu nikmat tersebut.
- Kurangi Sodium
Sodium atau natrium merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh. Namun tidak boleh terlalu banyak. Sodium bisa memicu hipertensi apabila terlalu banyak dikonsumsi tubuh. Salah satu cara paling sederhana adalah mengurangi makanan asin, mengurangi asupan micin, dan yang gurih-gurih lainnya.
- Perbanyak Kalium
Kalium dianggap mampu mengikat natrium di dalam darah sehingga mampu menetralkan tekanan darah. Oleh karena itu, konsumsilah bahan-bahan makanan yang mengandung kalium, seperti buah pisang, bayam, jeruk, alpukat, dan buah bit.
- Hindari alkohol, rokok, dan begadang
Sudah jelas kan ya..
- Kurangi makanan manis
Yuk kita mulai mengurangi makanan manis, baik dari gula pasir, atau makanan dengan pemanis buatan. Karena pemanis akan menambah kalori yang tidak dibutuhkan tubuh. Nantinya akan berefek pada tekanan darah yang susah normal.
- Olahraga, Turunkan Berat Badan
Sesibuk apapun kita, usahakan untuk selalu berolahraga. Tak perlu langsung yang berat, sesuaikan saja dengan kemampuan namun rutin. Bisa dimulai dengan 20 menit setiap sore. Tingkatkan kalau tubuh sudah terbiasa. Olahraga akan membuat badan lebih bugar dan juga bisa memberikan efek menurunkan berat badan. Berat badan yang ideal akan membuat tekanan darah juga cenderung ideal.
- Perhatikan Lingkar Perut
Setelah rutin berolahraga, teman-teman bisa mulai memperhatikan lingkar perut. Targetkan lingkar perut yang ideal sesuai tinggi, usia, dan jenis kelamin teman-teman. Semakin ideal lingkar perut akan semakin rendah risiko untuk hipertensi.
- Hindari Stres
Tips terakhir ini sepertinya sepele, namun banyak orang yang tidak menyadarinya. Stres bisa jadi memicu hipertensi. Oleh karena itu seimbangkan kehidupan kita. Jangan terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol.
Kira-kira itulah yang harus kita lakukan untuk menjaga tekanan darah diastolic maupun sistolic agar tetap dalam koridor normal. Intinya ya menjalankan pola hidup sehat. Makanan sehat, aktivitas sehat, dan pikiran sehat.
Disclaimer: Ini bukan artikel medis, hanyalah sebuah sharing terkait apa yang saya rasa mengenai hipertensi. Terlepas dari semua informasi, konsultasi dengan dokter adalah cara terbaik. Mari kita selalu menjaga kesehatan.