Siapa sih yang tak mau anak keturunannya tumbuh menjadi anak cerdas dan pintar? Pasti semua mau. Untuk itu, kalian para orang tua harus punya langkah konkret untuk mencapainya. Tidak hanya pasrah dan berdoa punya anak  cerdas. Nih aku mau kasih tips agar anak tumbuh cerdas yaitu dengan men-stimulasi aspek kognisi anak-anak.

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami apakah itu aspek kognisi? Aspek kognisi atau biasa juga disebut Aspek Kognitif adalah segala hal yang mencakup kegiatan mental atau otak. Ranah ini mencakup beberapa hal seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesis, dan evaluasi.

Nah, agar pertumbuhan aspek kognisi anak-anak berjalan maksimal, maka diperlukan stimulasi yang cukup. Seperti dilansir laman dancow.co.id , berdasarkan keterangan Gisella Tani Pratiwi, M.Psi bahwa ada lima hal yang bisa distimulasi untuk memaksimalkan aspek kognisi anak-anak 1-5 tahun.

Lima hal tersebut antara lain:

Atensi

Bahasa

Memori

Problem Solving

Psikomotorik

Stimulasi Aspek Kognisi
Ilustrasi Stimulasi Aspek Kognisi – Photo by Tina Floersch on Unsplash

Kelima hal tersebut di atas harus distimulasi dengan cara-cara yang tepat namun sederhana. Semakin kecil usia si anak, cara yang dipakai untuk menstimulasi harus semakin sederhana. Jangan sampai anak merasa tertekan dan kesusahan. Yuk kita bahas lima hal untuk menstimulasi aspek kognisi anak secara lebih mendetail.

Atensi

Atensi adalah pemusatan perhatian. Anak-anak dengan kecerdasan tinggi biasanya memiliki kemampuan atensi yang juga tinggi. Anak dengan atensi baik biasanya mampu fokus dalam melakukan satu hal dengan durasi yang cukup lama.

Menurut Gisella, saran atensi yang dimiliki anak usia 1-2 tahun adalah 5 menit. Untuk anak usia 3-4 tahun durasi atensi yang disarankan adalah 10 menit, sedangkan untuk anak 4-5 tahun durasi atensi yang disarankan adalah 15 tahun.

Meski terdapat angka saran, hal itu tidak perlu dijadikan patokan pasti. Anak-anak pasti memiliki kemampuan atensi yang beragam, ada yang lebih ada juga yang kurang. Sudah sewajarnya kalau anak-anak mudah terdistraksi, memang di usia mereka adalah waktunya eksplorasi.

Stimulasi yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan atensi adalah:

Intenskan Komunikasi : Buat sesi khusus untuk ngobrol dengan anak. Tema bebas, usahakan para orang tua berbicara dengan jelas dan pelan. Buat si anak tertarik. Ajarkan si anak untuk juga menjelaskan sesuatu.

Bacakan Cerita : Biasanya untuk pengantar tidur, tapi kali ini bisa dicoba membacakan cerita ke anak untuk mengetahui kemampuan atensi si anak. Jangan dipaksa, biarkan semua mengalir.

Hindari Memotong Pembicaraan : Dalam sesi komunikasi, jangan sampai para orang tua memotong pembicaraan si kecil. Hal ini bisa merusak bangunan atensi yang mungkin susah payah dibangun oleh si kecil. Biarkan dia selesai menjelaskan, baru direspons.

Mainan: Gunakan mainan-mainan edukatif yang memerlukan konsentrasi saat digunakan.

Aspek Kognisi kedua adalah Bahasa

Kemampuan berbahasa yang perlu distimulasi adalah kemampuan ekspresif dan kemampuan reseptif. Anak-anak harus diajarkan untuk mengekspresikan apa yang dia rasakan, sekaligus memiliki kemampuan untuk memahami apa kata lawan bicara.

Stimulasi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa adalah :

Jadilah kamus berjalan buat si kecil. Secara bertahap ajarkan kosakata baru dan pengertiannya.

Kenalkan berbagai macam cara mengekspresikan emosi. Ekspresi, mimik muka, hingga intonasi dalam berkomunikasi bisa diajarkan ke anak secara bertahap.

Hindarkan gadget dari anak-anak.

Gunakan flash card  untuk menambah kosakata.

Aspek Kognisi ketiga adalah Memori.

Membahas mengenai memori, para orang tua harus memperhatikan kemampuan si kecil untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengeluarkan informasi yang ia terima.

Stimulasi yang bisa dilakukan antara lain;

Sering-sering ajak si kecil untuk me-review  kegiatan sehari-hari atau kalau ada acara khusus. Misal setelah piknik ke pantai, ajak si kecil untuk mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan. Dorong si kecil untuk bercerita dari sudut pandangnya sendiri.

Ajak si kecil mengurutkan benda-benda mulai dari ukuran terkecil hingga terbesar ataupun sebaliknya.

Simpan mainan di beberapa tempat berbeda dengan mengajak si kecil. Beberapa waktu kemudian biarkan si kecil mencari mainannya sendiri. Jangan lupa beri pujian kalau si kecil berhasil.

Aspek Kognisi keempat adalah Problem Solving.

Di bagian ini para orang tua harus mengajari anak-anak untuk berpikir konkret atau mencari solusi. Usahakan pelatihan menggunakan kasus yang bisa dilihat, diraba, dan didengar si kecil.

Stimulasi yang bisa dilakukan Antara lain;

Demonstrasikan hubungan sebab akibat ke si kecil. Misal, sediakan dua buah gelas beda ukuran. Gelas yang lebih besar diisi air, sedangkan gelas yang lebih kecil kosong. Minta si kecil menuang isi gelas yang besar ke gelas kecil. Tuntun si kecil untuk menjelaskan penyebabnya.

Biarkan si kecil untuk melakukan rutinitas nya sehari-hari secara mandiri. Misal, mandi, ke toilet, hingga ganti baju.

Di depan si kecil biasakan menjadi orang serba bisa. Misal, memperbaiki mainan rusak, tidak serta merta membelikan yang baru.

Aspek Kognisi yang kelima adalah Psikomotorik

Psikomotorik berkaitan dengan tindakan si kecil setelah mereka mempelajari sesuatu. Aktivitas ini melibatkan otok motorik kasar dan otot motorik halus.

Cara menstimulasi nya bisa dengan kegiatan berikut;

Berikan si kecil media gambar yang leluasa. Dorong dia menggambar apapun yang dia inginkan, meski hanya coretan.

Biasakan si kecil untuk membereskan mainannya sendiri ke wadah khusus.

Ajak si kecil melakukan gerakan khusus, seperti, lempar tangkap bola, merangkak, hingga naik turun tangga.

Nah, dari sederetan tips di atas, ada yang sudah teman-teman praktikkan? Kalau belum coba deh, semoga hasilnya maksimal ya…