Pagelaran karnaval batik tahunan, yang bertajuk Solo Batik Carnival telah terselenggara sebanyak 6 kali, sabtu kemarin 29 Juni 2013 sekitar pukul 15.00-18.00 telah terselenggara pagelaran tersebut, Solo Batik Carnival 2013.
Saya bukan panitia apalagi peserta, hanya warga biasa yang ingin menuliskan pengalaman dan pendapat pribadi saya.
Sabtu kemarin (29/6) sekitar pukul 16.00 keadaan daerah Bank BCA Gladak sudah terlihat ramai, para penonton sudah memenuhi pinggiran jalan, tetapi anehnya jalan Slamet Riyadi belum ditutup dan motor masih berlalu lalang, tambahan infotmasi, hari itu volume kendaraan sangat tinggi di seluruh sudut kota Solo. Entah mungkin saya kurang update informasi atau gimana, hingga pukul 17.00 atau jam 5 sore, kendaraan masih saja berlalu lalang di daerah saya nunggu rombongan karnival, di sekitar gladak. Jadi sepertinya sore itu saya dan rombongan manusia lainnya seperti entah menunggu apa, seperti tidak akan ada acara apa-apa. Apa mungkin memang terbentur dengan regulasi lalulintas, sehingga jalan tidak bisa benar-benar ditutup, penjagaan beberapa polisi mulai berdatangan saat rombongan karnival mulai mendekat, dan jalanan sudah mulai sepi dari kendaraan bermotor. Kenapa saya mengkritisi bagian teknis penyetopan jalan? karena berdasarkan pengalaman pribadi saya di SBC dua tahun lalu, waktu SBC di selenggarakan malam hari, seingat saya, jalan itu sudah kosong sekitar 1 jam sebelum acara, sehingga saya dan teman-teman maupun penonton lain, bisa berjalan-jalan di sepanjang jalan slamet riyadi bagaikan CFD di minggu pagi. Tetapi tidak untuk SBC 6 kemarin, kita hanya bisa nunggu jalanan sepi dan rombongan karnaval datang lewat. 😀

Menunggu rombongan karnaval,, rame bet 😀
Sekitar pukul 17.15 jalanan sudah mulai sepi dan para penonton mulai melebar ke badan jalan, akhirnya rombongan karnaval yang ditunggu mulai berdatangan, alunan musik mewarnai lenggak-lenggok mereka, para panitia dan para pemburu foto mulai berebut spot, yang satu sisi mengatur agar penonton lebih minggir, yang satu maunnya nengah ke jalan 😀 , secara keseluruhan karnaval berjalan lancar, untuk edisi SBC 6 dari baca-baca di situs resminya tema edisi kali ini ialah Earth to Earth, kostum-kostum menggambarkan unsur-unsur yang ada di bumi yang saling mendukung , unsur-unsur itu ialah Air, Udara (Angin), Api dan Tanah (Bumi).

Merah Api SBC 6

SBC 6
Dari Solopos.com klik disini saya baru tahu kalau ternyata SBC 6 kemarin itu hanya diikuti oleh 130-an peserta, 7 diantaranya berasal dari luar Surakarta. Jumlah ini jauh menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, banyak penonton kecewa jika saya baca info berita dari Solopos itu, saya pribadi tidak kecewa hanya kurang puas dengan acara yang sudah terselenggara, di benak saya acara akan lebih ramai dan meriah dengan durasi yang lebih panjang, dengan dukungan dari berbagai pihak dan menyandang status salah satu acara tahunan rutin terbesar di Surakarta harusnya bisa diselenggarakan lebih meriah :D.
Seiring terdengarnya adzan Maghrib, rombongan masih melenggang di daerah depan bank BCA Gladak, kurang lebih setengah jam karnaval melewati daerah tersebut, perlu dijadikan perhatian lagi, dan lagi-lagi mengenai regulasi buka tutup jalan, rombongan terakhir yang melewati daerah tersebut di daerah saya menonton karnaval, sudah ditemani dengan motor dan mobil yang pelan tapi pasti merangsek di jalan slamet riyadi, dengan kata lain, jalan sudah dibuka bahkan sebelum rombongan sampai di pemberhentian terakhir di koridor JL Jenderal Sudirman, aneh sekali rasanya dan kasihan peserta karnaval jadi sedikit tertekan dengan kebisingan mesin dan asap motor, dan juga suara bel yang kadang-kadang menyahut. Para penonton yang masih menikmati sesi-sesi terakhir pun seperti dipaksa dengan sangat untuk minggir, karena saingannya mobil.

Garuda ini Bingung dikejar mobil 😀

Jalanan macet tepat setelah rombongan terakhir karnaval lewat
Ini terakhir ada yang lucu lagi, soal jadwal rundown acara coba klik posting jadwal dari Solopos bandingkan dengan jadwal dari situs resmi SBC 6 ada perbedaan mencolok, entah mungkin ada perubahan teknis dalam kepanitiaan, tetapi mungkin untuk lain kali, peran website jangan di kesampingkan, dari situ informasi paling cepat didapat, jika info dari website bukan yang ter-anyar mungkin akan berakibat fatal. Kalau memang info jadwal di Web SBC belum di update, untung cuman jadwal, kalo tanggal atau hari bakal repot nanti banyak yang terkecoh *aiyah*
Terlepas dari semua kekurangan dan kelebihan, SBC 6 2013 keren kok, karena yang ngajak nonton fotografer pribadi gue *ciye gue model*, terus bisa meningkatkan potensi wisata yang baik buat kota Surakarta. Semoga kedepannya lebih baik, lebih kreatif dan lebih meriah.
Semua foto adalah hasil jepretan Adyla.Haquee, soal ada dan tidak adanya credit di foto, saya males ngeditnya, ga bisa photoshop 😀
Related
Review gue soal SBC 6 kemaren.
SBC kali ini terlalu mendadak dengan persiapan yang sangat sempit waktunya. Bahkan di akun fb mas Indrawan Yepe pun menyebutkan jika beliau ditunjuk sebagai Main Stage Manager baru 3 hari sebelum pagelaran ini dimulai. Bagi saya ini sudah luar biasa. Hanya 3 hari.
iya,… SBC 2013 beda banget sm wktu 2011 :O dulu itu kayaknya rombongannya tuh panjaaaang bgt sampe yg nonton cape berdirinya. tp yang taun 2013 ini… yang nonton udah siap-siap mau cape (plus nge full in batre dan ngosongin SD card kamera) malah cepet abis rombongannya :'(. jujur aja lumayan kecewa :p
tapi kostum2 nya tetep keren kok, diluar dugaan 😀 gatau deh buatnya berapa lama :O dan pasukan sepatu roda yang membantu mnertibkan jalan juga unik ^_^.
semoga sbc taun dpn lebih oke lg 😀
Batiknya bagus-bagus, fotonya juga ngambilnya bagus.. Jadi pengen liat sendiri festivalnya :2thumbup