Dalam lingkungan kerja instansi pemerintah, BUMN, pendidikan, hingga organisasi sosial, seragam bukan hanya simbol identitas, tetapi juga bagian dari budaya kerja yang menunjukkan profesionalisme dan disiplin. Dua jenis seragam yang paling umum digunakan di lingkungan kedinasan adalah baju PDH (Pakaian Dinas Harian) dan baju PDL (Pakaian Dinas Lapangan).

Keduanya umumnya berbentuk kemeja berkerah, tetapi digunakan untuk keperluan yang berbeda dan memiliki desain serta bahan yang disesuaikan dengan fungsinya. Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara baju PDH dan PDL? Artikel ini akan membahasnya secara lengkap, terutama dengan penekanan pada desain dan karakteristik kemeja dinas sebagai bentuk utama keduanya.


Sekilas Tentang PDH dan PDL

● Apa Itu Baju PDH?

Pakaian Dinas Harian (PDH) adalah seragam yang digunakan oleh pegawai, ASN, guru, maupun karyawan instansi pemerintah dan swasta untuk kegiatan kerja sehari-hari di lingkungan formal seperti kantor atau ruang rapat.

● Apa Itu Baju PDL?

Pakaian Dinas Lapangan (PDL) adalah seragam yang dipakai untuk kegiatan kerja di luar ruangan atau dalam kondisi lapangan. Biasanya digunakan oleh personel seperti Satpol PP, TNI, petugas Dishub, BPBD, atau relawan saat bertugas.

Keduanya sama-sama berbentuk kemeja, namun memiliki perbedaan mencolok dari segi fungsi, bahan, dan desain teknis.


Perbedaan Fungsi: Kantor vs Lapangan

Kemeja PDH dirancang untuk suasana kerja yang formal dan statis, seperti administrasi perkantoran, pelayanan publik, atau kegiatan rapat. Kemeja ini lebih menekankan pada tampilan rapi, sopan, dan representatif.

Sebaliknya, kemeja PDL dibuat untuk mendukung kegiatan dinamis di lapangan, seperti patroli, pengamanan, penertiban, atau tugas luar ruangan lainnya. Oleh karena itu, desain dan materialnya harus tahan terhadap cuaca, gerakan aktif, dan kondisi lingkungan ekstrem.


Tampilan Luar yang Serupa, Isi Berbeda

Kemeja PDH: Tampilan Formal dan Bersih

  • Umumnya menggunakan bahan seperti tropicana, oxford, atau TC yang ringan dan mudah disetrika.
  • Potongan standar, lengan panjang atau pendek, berwarna sesuai instansi (putih, krem, biru muda, dll).
  • Bordir nama, logo instansi, dan kadang disertai lambang jabatan di dada.
  • Cocok dipadukan dengan celana bahan dan sepatu formal.

Kemeja PDL: Desain Taktis dan Tahan Medan

  • Menggunakan bahan yang lebih kuat seperti ripstop, drill, atau canvas ringan, tahan sobek dan cepat kering.
  • Potongan longgar agar fleksibel saat bergerak.
  • Umumnya lengan panjang, dengan saku lebih banyak, epaulet (tali bahu), dan detail tambahan seperti velcro atau lipatan ekstra.
  • Warna gelap atau kamuflase, seperti hijau army, cokelat tua, atau abu-abu.

Perbedaan Detail Desain antara Kemeja PDH dan PDL

Meski sekilas tampak serupa karena sama-sama berbentuk kemeja berkerah, kemeja PDH dan PDL memiliki detail desain yang sangat berbeda. Perbedaan ini mencerminkan fungsinya masing-masing: PDH untuk ruang kerja formal, sedangkan PDL untuk kegiatan lapangan yang menuntut mobilitas tinggi dan ketahanan bahan.

1. Jenis dan Karakteristik Bahan

Kemeja PDH umumnya menggunakan bahan yang ringan, halus, dan mudah disetrika seperti tropicana, oxford, atau TC (Tetoron Cotton). Bahan-bahan ini memberikan kenyamanan saat bekerja di ruang ber-AC atau kantor, serta menghasilkan tampilan yang rapi dan bersih. Fokus utama dari PDH adalah kesan profesional dan representatif saat bertugas di lingkungan administrasi.

Sebaliknya, kemeja PDL dibuat dari bahan yang jauh lebih kuat dan tahan medan seperti ripstop, American drill, atau canvas ringan. Kain ini dirancang agar tahan terhadap gesekan, tidak mudah robek, dan dapat menyerap keringat dengan baik. Bahkan beberapa kemeja PDL dilengkapi teknologi quick dry atau UV protection agar tetap nyaman dipakai di medan panas dan lembap.

2. Potongan dan Struktur Kemeja

PDH memiliki potongan yang lebih ramping dan standar, dirancang agar terlihat formal dan elegan. Potongan bahu, lengan, dan kerah dibuat pas untuk menampilkan kesan profesional. Umumnya tersedia dalam varian lengan panjang maupun pendek.

Kemeja PDL, sebaliknya, memiliki potongan longgar dan ergonomis, karena ditujukan untuk gerak aktif di lapangan. Desainnya cenderung mengikuti struktur tubuh dengan memperhatikan ruang gerak di area lengan, bahu, dan punggung. Beberapa model bahkan dilengkapi lipatan fleksibel di bagian punggung (action back pleats) untuk menunjang aktivitas fisik.

3. Jumlah dan Fungsi Saku

Kemeja PDH biasanya hanya memiliki satu hingga dua saku datar di bagian dada, sebagai pelengkap formalitas dan bukan untuk fungsi penyimpanan barang. Saku ini sering kali hanya ornamen atau digunakan untuk menyimpan pena kecil atau ID card.

Sedangkan pada PDL, saku menjadi elemen fungsional utama. Tidak hanya di dada, saku tambahan bisa ditemukan di lengan atas atau bawah, bahkan kadang dilengkapi dengan penutup velcro atau kancing untuk mengamankan isi. Fungsi saku pada PDL sangat penting karena sering digunakan untuk menyimpan perlengkapan kecil seperti alat tulis lapangan, sarung tangan, hingga catatan tugas.

4. Warna dan Estetika

Warna kemeja PDH biasanya ditentukan oleh kebijakan instansi dan mengikuti standar formal. Warna-warna umum yang digunakan adalah putih, biru muda, krem, abu-abu, atau warna khas daerah/kementerian tertentu. Desainnya bersih dan minimalis tanpa banyak ornamen.

Sebaliknya, kemeja PDL cenderung menggunakan warna gelap dan menyatu dengan alam, seperti hijau army, cokelat tanah, abu-abu gelap, atau biru navy. Warna ini tidak hanya berfungsi secara visual, tetapi juga membantu dalam kegiatan lapangan seperti patroli atau tugas pengamanan agar tidak mencolok. Beberapa unit tugas khusus bahkan menggunakan motif loreng atau kamuflase.

5. Fitur Tambahan dan Atribut

Kemeja PDH umumnya hanya dilengkapi dengan bordir nama, logo instansi, dan lambang jabatan, yang dijahit rapi di bagian dada kiri dan kanan. Atribut ini bersifat formal dan merepresentasikan identitas kelembagaan secara visual.

Kemeja PDL memiliki lebih banyak fitur tambahan yang bersifat taktis dan fungsional. Selain nama dan logo, PDL biasanya memiliki epaulet atau tali bahu, yang digunakan untuk penanda pangkat atau fungsi tugas. Beberapa kemeja PDL juga dilengkapi strap penguat di sikukancing tersembunyi, serta slot khusus untuk menyisipkan pulpen atau peluit.

6. Kesesuaian dengan Aksesori dan Seragam Tambahan

PDH biasanya dipadukan dengan celana kain dan sepatu pantofel, menunjukkan penampilan formal dan rapi. Sementara itu, PDL dipadukan dengan celana lapangan atau cargosepatu boot taktis, dan sering kali disertai topi lapangan, rompi, atau ikat pinggang perlengkapan.


Etika Pemakaian

Baik PDH maupun PDL, masing-masing memiliki aturan dan etika penggunaannya. PDH hanya digunakan di lingkungan kerja formal dan tidak boleh digunakan untuk aktivitas lapangan berat. Sementara PDL hanya dikenakan ketika melaksanakan tugas dinas di luar ruangan, dan umumnya memiliki aturan waktu atau perintah resmi penggunaannya.

Pegawai yang menyalahgunakan pemakaian seragam, seperti menggunakan PDL saat kegiatan santai atau PDH saat bertugas di lapangan, dapat dikenai teguran atau sanksi sesuai aturan kedinasan.


Produksi Kemeja PDH dan PDL dalam Dunia Konveksi

Banyak instansi dan organisasi mempercayakan produksi baju PDH dan PDL kepada konveksi kemeja PDH dan PDL. Kemeja-kemeja ini tidak bisa diproduksi sembarangan, karena:

  • PDH harus terlihat rapi, seragam, dan profesional. Kualitas bordir dan bahan harus mencerminkan kesan formal.
  • PDL harus kuat dan nyaman, dengan potongan yang mendukung mobilitas serta jahitan yang tahan lama.

Konveksi yang memproduksi kedua jenis kemeja ini biasanya menerima pesanan massal dari instansi pemerintah, sekolah, satgas keamanan, relawan bencana, hingga komunitas profesional.


Penutup

Meski sama-sama berbentuk kemeja, baju PDH dan PDL memiliki fungsi dan desain yang sangat berbeda. PDH merepresentasikan tampilan rapi dan formal di lingkungan kerja kantor, sementara PDL dirancang untuk kebutuhan lapangan yang menuntut ketangguhan dan kenyamanan.

Memahami perbedaan ini penting, baik bagi pemakainya maupun bagi pelaku usaha konveksi, agar setiap jenis kemeja dibuat dan digunakan sesuai fungsinya. Dengan bahan, desain, dan standar produksi yang tepat, kemeja PDH dan PDL akan terus menjadi bagian penting dari budaya kerja dan kedinasan di Indonesia.