Mendengar, bisa dikatakan kegiatan berdiam diri, berkonsentrasi, dan mengacu pada satu hal yang disebut pembicara. Nah, masalahnya ada nggak dari kita bisa total dalam mendengar, total menghargai pembicara, seperti bagaimana kita ingin dihargai saat berbicara.
“Aku sering banget malahan celometan ma temend-temend saat ada pembicara atau saat di kelas”, batinku berkata seperti itu. Saat diberi wejangan di acara Up Grading SKI FSSR 07/02/10. Jika seseorang mampu mendengar apa yang dikatakan pembicara atau dosen atau orang yang berbicara dan diakhir dia bisa secara lisan dan lancar me- retell apa yang sudah dibicarakan maka anak itu anak yang cerdas.
Nah kira-kira seperti itulah maksud kalimat kakak tingkatku itu. Yang tiba-tiba membuat aku berpikir kenapa aku tak pernah berpikir begitu, berpikir untuk memperhatikan dan mengukur kemampuan saya. Ahhh picik sekali saya.
Mendengar itu merupakan detail kecil pelengkap kehidupan kita yang bisa membuat hidup kita lebih berharga den lebih indah. Dikarenakan dengan mendengar kita bisa menambah apa yang sebelumnya belum kita tahu, juga bisa mengingatkan tentang hal yang sudah kita tahu. Bisa juga mempererat hubungan antara kita dan orang yang berbicara, karena persaudaraan dan kasih sayang itu yang utama, dengan itu hidup ini akanlebih indah…dan sesuatu yang indah itu bisa disebut karya seni, dengan kata lain Mendengar itu Seni. Dan karya seni yang baik dan indah akan selalu dikenang.
Bagi semua umat manusia, walaupun saya bukan siapa-siapa saya ingin berkata, hargailah seseorang yang berbicara, walaupun itu hanya sebuah senyuman.
Mari belajar bersama untuk saling menghargai…
HOREEEEEEE ANe :pertamax gan :lapar
Lebih baik memasang Telinga seluas Jagat raya dari pada membuka mulut seluas lautan. Bukankah mendengar lebih banyak lebih baik dari pada berbicara lebih banyak?
Mendengar, sepertinya mudah, tapi tidak semudah itu. Mendengar adalah aktifitas yang juga melibatkan empati..
Benar mas,,, butuh hati yang ikhlas juga