Merasakan bukan hanya saat kalian menjilat eskrim ataupun mengunyah coklat mahal buatan orang asing. Merasakan juga bukan sekedar bersimpati dan ikut membersamai. Merasakan lebih dari itu, tanpa harus kujelaskan anda seharusnya sudah tahu, dan karena tujuan tulisan ini bukan untuk menggurui anda soal bagaimana dan apa sebenarnya merasakan itu, jadi tidak akan saya jelaskan.
Lebih jauh saat anda merasa nyaman dengan sesuatu atau seseorang, anda merasakan rasa yang bisa dibilang nikmat atau apapun itu terserah anda menamainya. Sadarkah anda perasaan itu tak kekal, seperti dunia ini, tetapi umumnya rasa itu lebih tak kekal jika dibandingkan dengan dunia ini. Toh kenyamanan itu relatif, sehingga rasa yang anda rasakan juga relatif, jadi berlebihan bukan reaksi yang tepat, saat datang kenyamanan mengenai rasa yang benar-benar kita inginkan, mengenai kenikmatan yang anda dapat disetiap belaian kata-kata hingga belaian tangan orang-orang tercinta, dan reaksi normal untuk itu semua memang terasa berat, tetapi coba anda perhatikan hal itu sementara dan hanya sedikit, bukan sesuatu yang abadi seperti bentuk kebahagiaan yang ditampilkan cerita cinta klasik modern film-film jaman sekarang.
Jadi aku pribadi pingin bilang ke aku sendiri, cuman tak tulis disini, Kenyamanan dan semua rasa yang kau pikir cukup untuk dimaknai dengan senyuman puas dan rasa syukur kepada Tuhan YME mungkin bisa di ekspansi ke tahap yang lebih lanjut, yaitu dengan mulai membangun impian mengenai bagaimana hal ini tidak berhenti disini dan benar-benar bisa menjadi tumpuan untuk langkah kita selanjutnya.
Sehingga merasakan rasa bukan sekedar ingin yang kita ingin, atau merasa menjadi seperti orang yang kita cintai ingini, tetapi merasakan rasa seperti orang yang tak berhenti bersabar dan berusaha yang disetiap itu ada juga do’a di dalamnya.
mas tulisannya miring sama warnanya abu2, jadi agak susah mbacanya
iya keterbatasan fitur template 😀
diutek2 nggak bisa po?
belum pernah mencoba 😀