Menghargai-Dihargai Sebuah Konsepsi pribadi

Saat menghargai adalah sebuah kewajiban nurani yang tak akan ada yang menghakimi, tapi indah jika dilalui. Dan ada kalanya dihargai adalah selayaknya  keinginan anak balita terhadap mainan skuter kecilnya. Sebenarnya sebuah hubungan sejajar yang sangat indah dan semestinya di lestarikan seperti hutan kita yang terancam gundul semua.

Klise saja, di dunia perblogger-an divisi blogwalking, blogger yang blogwalking biasanya dengan berbagai tujuan, tak bisa dipungkiri lagi dasarnya pastilah komen agar bisa dapet trafik blog. Itu pasti pemula (saya akan  terus jadi pemula jika gaya blogwalking saya seperti ini). Dan kebanyakan lagi tapi tidak semuanya ada yang pragmatis dan frontal mengenai komen mereka yang memang tidak membaca posting dan hanya komen berisi ‘puji-pujian’, dan ada juga yang terlalu jujur cuman ingin numpang link blog.

Ini adalah hal yang sangat tidak menghargai, bukannya admin gila penghargaan, tapi ya kalau komen di cocok in sama postingannya, sebagai tanda bahwa kalian membaca, karena admin butuh masukan-masukan untuk jadi lebih baik.

Jika diperluas lagi di Dunia yang lebih luas, lebih nyata, menghargai dan dihargai adalah salah satu upaya kita untuk menjaga perdamaian dunia. Contohnya saja, jika para petinggi Negara sedikit-sedikit tersinggung maka akan sering terjadi konflik dan berlanjut pada perang, maka para rakyat percayalah Para petinggi Negara selama ini masih bisa saling Menghargai.

Nah, jika para Petinggi Negara bisa lsaling menghargai kenapa kita tidak?

Apa hanya sebuah Utopia? jika Menghargai itu sebuah kewajiban dan mengharapkan dihargai itu hanya bonus paling indah.

Seperti saat mencintai, kecantikan atau ketampanan adalah bonus dari Tuhan untuk cinta yang tulus. #eaaaaaa

Apakah akan dilestarikan dan disuburkan bahwa menghargai adalah suatu kewajiban orang lain dan dihargai adalah sesuatu  yang harus dibayar mahal oleh lawan interaksi kita.

kalo Iya Welcome to Hell then…