Menyusun cerita fiksi adalah menyusun berbagai aspek dan hal menjadi satu kesatuan yang saling mendukung. Dari banyaknya aspek yang harus disusun, salah satu yang terpenting adalah latar dan setting.
Latar dan setting merupakan elemen penting dalam menyusun cerita fiksi yang membantu membentuk suasana, menghidupkan karakter, dan memperkaya pengalaman pembaca. Dengan menyusun latar dan setting yang baik, penulis dapat menciptakan dunia yang menarik dan memikat,
Selain itu cerita juga dapat menghadirkan suasana yang tepat, dan menjalin kedalaman emosional dengan pembaca. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tips tentang cara menyusun latar dan setting yang efektif dalam menyusun cerita fiksi.
1. Penelitian dan Imajinasi
Langkah pertama dalam menyusun latar dan setting yang kaya adalah melakukan penelitian. Apabila waktu dan tempat diambil dari lokasi dan rentang waktu yang sudah terlewat, kalian bisa menggunakan berbagai referensi buku sejarah, atau referensi lain yang mendukung.
Jika cerita kalian berlatar waktu dan tempat yang spesifik, lakukan riset untuk memahami konteks sejarah, budaya, geografi, atau aspek lain yang relevan. Hal ini akan membantu Anda menciptakan gambaran yang lebih akurat dan mendalam dalam cerita Anda.
Hal tersebut digunakan untuk menciptakan kedekatan terhadap kehidupan nyata. Semakin sebuah cerita dekat dengan peristiwa aslinya, semakin bagus pula ilusi yang diciptakan. Pembaca seakan-akan merasa cerita fiksi itu benar-benar terjadi karena kesesuaian latar dan setting
Setelah penelitian, imajinasi harus digunakan agar latar dan setting yang dibangun bisa semakin menarik. Imajinasi juga sangat diperlukan untuk menggambarkan latar dan setting di masa depan atau latar dan setting di luar angkasa.
Intinya, latar dan setting harus dibuat dengan data dan fakta yang dipadukan dengan imajinasi agar muncul sebuah perpaduan latar dan setting yang lebih menarik dan menimbulkan penasaran.
2. Deskripsi yang Menyeluruh
Deskripsi yang cermat dan menyeluruh merupakan kunci untuk menyampaikan latar dan setting dengan jelas kepada pembaca. Cobalah untuk menggambarkan detail-detail penting dengan kata-kata yang kuat dan menggugah imajinasi. Namun, ingatlah untuk tidak berlebihan dalam deskripsi.
Berikan informasi yang relevan secara proporsional, sehingga tidak mengalihkan perhatian pembaca dari alur cerita. Pilihlah detail yang memberikan kesan yang kuat dan mendukung suasana cerita.
Menyusun cerita fiksi yang berkualitas adalah cerita yang para pembacanya bisa seolah-olah melihat apa yang mereka baca. Saat menjelaskan sebuah hutan, kalian harus mampu memberikan detail agar bayangan suasana atau mungkin bau hutan bisa seperti tercium oleh pembaca.
3. Pemilihan Kata dan Gaya Bahasa
Pilihan kata dan gaya bahasa dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati yang dihasilkan oleh latar dan setting. Gunakan kata-kata yang tepat untuk menciptakan suasana yang diinginkan. Misalnya, kata-kata yang berhubungan dengan warna, suara, aroma, dan tekstur dapat membantu membawa latar dan setting kehidupan.
Selain itu, gaya bahasa yang digunakan juga harus konsisten dengan karakter dan suasana cerita. Misalnya, dalam cerita dengan suasana misterius, gaya bahasa yang lebih gelap dan teka-teki dapat digunakan untuk meningkatkan ketegangan.
4. Latar sebagai Pendorong Cerita
Latar dan setting bukan hanya latar belakang yang statis, tetapi juga dapat menjadi pendorong cerita. Cobalah memanfaatkan latar dan setting untuk mempengaruhi konflik dan perkembangan karakter. Misalnya, sebuah cerita yang berlatar di gurun pasir yang tak berpenghuni dapat menciptakan rasa kesepian dan tantangan fisik yang ekstrem bagi karakter utama. Hal ini dapat mempengaruhi emosi dan tindakan karakter dalam cerita. Latar dan setting yang dinamis dan berpengaruh akan membantu memperkaya pengalaman pembaca.
5. Latar sebagai Simbolisme
Latar dan setting juga dapat digunakan sebagai simbolisme untuk mengungkapkan tema atau makna yang lebih dalam dalam cerita. Misalnya, sebuah hutan gelap dan lebat dapat melambangkan ketakutan atau ketidakpastian, sementara taman bunga yang indah dapat melambangkan kehidupan yang harmonis atau kebahagiaan. Pemilihan latar dan setting yang sesuai dengan tema cerita dapat memberikan dimensi tambahan yang memperkaya cerita secara keseluruhan.
Dalam menyusun latar dan setting dalam cerita fiksi, penting untuk menciptakan detail-detail yang hidup dan memikat, memilih kata-kata dan gaya bahasa yang tepat, dan memanfaatkannya untuk memperkaya alur cerita dan pengalaman pembaca. Dengan memperhatikan elemen-elemen ini, penulis dapat menciptakan dunia fiksi yang nyata dan menarik bagi pembaca.
Contoh Cerita Fiksi dengan Latar & Setting Memukau
Kalau berbicara karya sastra atau karya tulis fiksi, ada banyak sekali contoh cerita yang memiliki latar dan setting memukau. Sebut saja karya dari penulis terkenal siapapaun, elemen latar dan setting pasti memukau.
Namun, di sini saya akan memberi contoh sesuai dengan katalog bacaan saya, dan juga cerita yang menurut saya membekas di hati.
– Ayat-Ayat Cinta
Novel karya Habiburahman El Sirazy ini kebetulan saya baca di usia SMA. Saat membacanya, saya bisa terlarut dalam cerita bahkan bisa membayangkan lingkungan hidup si Fakhry di Mesir.
Uniknya, imajinasi saya itu berbeda total dengan bentuk adaptasi filmnya. Sempat agak sebal dengan filmnya, namun kembali lagi, namanya resepsi itu berbeda tiap orang.
– Negeri 5 Menara
Novel Negeri 5 Menara bisa dibilang sebuah novel yang membuat saya ingin menjadi anak pesantren. Meskipun hal itu tidak kesampaian sampai sekarang. Intinya penggambaran latar dan setting pesantren serta kehidupan sehari-hari karakter di dalamnya membuat saya ingin ikut serta dalam pengalaman tersebut.
– Sabtu Bersama Bapak
Sabtu Bersama Bapak saya baca di kala masih bujang dan sedang merantau di kota orang. Kisahnya yang otentik dan latar rumah serta kehangatan keluarga membuat saya membacanya cepat sekali. Rasanya tidak ingin secepat itu ceritanya selesai.
Mungkin itu ada tiga judul yang menurut saya pribadi memiliki latar dan setting yang bagus sehingga cerita yang dibangun bisa fenomenal, populer, dan susah dilupakan. Artikel ini merupakan lanjutan dari seri menyusun cerita fiksi. Sebelumnya ada juga metode pengembangan karakter dalam cerita fiksi. Kalau artikel ini bermanfaat, bisa kali di-share, atau kalian juga bisa ngasih ide dan saran tema tentang menulis apa lagi yang bisa diangkat di blog ini.