Negeriku sedang tidak baik-baik saja. Para pejabat dan pemimpinnya mulai terang-terangan menunjukkan sikap nir-empati. Saat ekonomi lesu, para wakil rakyat malah menambah pundi-pundi pendapatan melalui aturan yang mereka buat sendiri. Lebih parahnya lagi, aksi unjuk rasa pun direspons dengan represif, ada pemukulan, PELINDASAN, penculikan, dan aksi keji lainnya.
Pemimpin negeri pun seperti tak peduli dengan apa yang terjadi, sikapnya dalam merespons kondisi tak lain hanya serangkaian gimmick yang sejak awal selalu dia pertontonkan. Aku mulai merasa, orang ini lebih tuli dari mertuanya yang dulu pernah berkuasa.
Kondisi yang diciptakan sang pemimpin membuat kerusakan system yang terstruktur. Instansi berbau militer yang seharusnya melindungi Negara dan rakyat malah secara nyata menjelma menjadi predator. Ada yang memanfaatkan keperkasaan mereka untuk menindas rakyat. Instansi, yang lain perlahan mulai menguasai berbagai aspek lini kehidupan, membuat mereka menguasai banyak hal yang padahal tak butuh dasar militer untuk melakukannya.
Aku merasa rezim sekarang punya kemiripan dengan apa yang dulu dilakukan mertuanya, tapi kali ini lebih brutal dan kejam. Seolah-olah sejak awal memang direncanakan hanya untuk kepuasan pribadi sang pemimpin.
Kita lihat saja, propaganda-propaganda klasik dan tolol mulai bersliweran di media massa. Bioskop juga dipakai untuk menancapkan keyakinan kalau sang pemimpin mampu bekerja dengan baik. Hal serupa ditiru jajaran bawahannya dan, para pemimpin daerah. Menciptakan keteraturan semu yang setiap saat bisa meleleh menghancurkan semuanya.
Isu antek-antek asing mulai terus digaungkan sang pemimpin, tanpa ada bukti nyata. Tak jauh beda dengan bapak-bapak paruh baya di angkringan yang se-ngotot itu mempertahankan pemahamannya tentang teori konspirasi.
Seperti mertuanya dulu, sang pemimpin ini selalu muncul di media atau membuat pernyataan tanpa perhitungan yang jelas. Se-kacau apa kondisi negaranya, dia selalu muncul dengan embel-embel kesuksesan. Selalu menganggap semua baik-baik saja, selalu menyodorkan data yang mungkin hanya dia yang menganggap itu benar adanya.
Bedanya dengan si mertua, dulu informasi tak sedigital dan se-brutal sekarang. Jadi kebohongan si mertua cenderung mampu menenangkan rakyat. Sekarang, si pemimpin baru bilang A, netizen dan media bisa mencari kebenarannya secara valid. Tapi anehnya, hal itu ga membuat sang pemimpin berubah, dia masih saja hidup di utopianya sendiri, ga peduli omongan rakyat. Inilah sinyal bahaya sebenarnya. Itu tandanya sang pemimpin siap melakukan hal terburuk sekalipun demi menghidupkan utopianya. Kalau kalian ga berpikir dan bertindak, siap-siap saja.
Selain kekacauan di atas, sang pemimpin juga menjadi pelaku utama kasus keracunan yang banyak terjadi di kalangan bocil rakyat jelata. Dia punya agenda musykil yang bertujuan untuk memberi gizi pada anak-anak sekolah. Meski niatannya terkesan saint like, secara teori pelaksanaannya akan membebani Negara dan rakyat, sehingga menghambat banyak hal lain.
Lebih parahnya lagi, pelaksanaan agenda ambisius ini sangat kentara praktik korupsi. Mulai dari banyak lembaga gizi baru bermunculan dan semua hanya dibagikan kepada antek-antek penguasa. Tidak ada pemerataan pengelolaan sehingga roda ekonomi ikut berputar hingga ke bawah.
Di daerahku ada beberapa rumah kontrakan kosong yang terafiliasi dengan pemimpin daerah, tiba-tiba berubah menjadi rumah pelayanan gizi. Entah apa yang dilakukan di dalamnya, aku yakin itu hanya kedok semata.
Buktinya di berbagai daerah muncul banyak kasus anak keracunan setelah mengonsumsi olahan bergizi besutan sang pemimpin. Bodohnya, meski sudah banyak kasus keracunan, sang pemimpin selalu punya jawaban konyol yang dia siarkan ke seluruh negeri. Dia selalu mencari alasan paling mudah dan menyudutkan rakyat kecil demi menghilangkan kesalahan besarnya.
Karena kepalanya sudah sekacau itu, maka turunanya, pejabat daerah, dan orang-orang yang berada dalam lingkaran setan ini juga ikut kacau. Mereka tak lagi takut dosa, apalagi hukum. Jika hal ini terus berlanjut hingga dua tahun ke depan, maka negeri ini akan sungguh kacau. Kalau sudah begini, aku jadi setuju dengan solusi Thanos di Avengers Infinity War.
Bersiaplah!