Pada kesempatan pulang Solo beberapa waktu kemarin, saya sekeluarga menyempatkan waktu untuk mengunjungi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Jurug Zoo. Sebenarnya, niatan ke Jurug zoo tak lain tak bukan untuk mengajak Aksa dan mbak-mbaknya yang masih bocil biar melihat hewan. Kesan yang saya dapatkan sedikit prihatin sih melihat kondisi hewan-hewan di sana.

Jurug zoo berlokasi di jalan Ir. Sutami no.109, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Kalau kalian tahu lokasi kampus utama UNS, ya Jurug zoo setelahnya. Kami sekeluarga berkunjung di hari Sabtu, namun bukan Sabtu pagi, melainkan sore hari.

Salah satu spot foto di Jurug Zoo

Harga Tiket Kebun Binatang Jurug

Sekitar pukul 15.00 WIB kami sekeluarga sampai di areal parkir depan Jurug Zoo. Kesan pertama yang didapatkan sangat sepi. Hanya ada 3-5 mobil terparkir di halaman depan kebun binatang Solo itu.

Waktu itu sengaja ambil waktu sore karena saya kira itu akhir pekan pasti ramai, namun kalau sore setidaknya tidak seramai pagi dan siang. Namun yang kami lihat sungguh diluar perkiraan. Iya, sepi banget.

Saat kami bertanya tukang parkir apakah boleh parkir di dalam? Menurut informasi yang kami dapatkan, parkir dalam hanya dipakai kalau hari-hari ramai saja. Kalau sepi hanya bisa parkir di depan, pengunjung disarankan berjalan kaki untuk membeli tiket, jaraknya tidak jauh kok, santai saja.

Tiket kebun binatang Jurug Zoo sangat terjangkau, yakni Rp25.000 saja. Waktu itu saya beli on the spot. Kalau mau promo dan diskon silahkan cari informasinya di media sosial Jurug zoo atau platform tiket online.

Kondisi Kebun Binatang Solo Jurug

Terkesan memprihatinkan, Danau Jurug dikeringkan karena kebutuhan revitalisasi.

Sebagai orang yang tumbuh besar di Soloraya, Jurug zoo menyimpan kenangan tersendiri bagi saya. Dulu, saya pernah beberapa kali mengunjungi kebun binatang tersebut. Salah satu spot ikonik adalah bangunan di jalur-jalur awal kebun binatang yang isinya binatang yang diawetkan.

Dulu bangunan itu terlihat besar dan megah. Saya tidak tahu pasti apakah yang sekarang itu diperkecil atau saya yang sudah tua jadi tempat hewan diawetkan itu terkesan kecil. Selain itu, bangunan itu juga terlihat kumuh dan kotor.

Jadi kesan pertama melihat areal depan Jurug zoo itu terkesan terbengkalai. Kandang gajah yang sangat besar terkesan tak terawat, ada areal yang ditumbuhi rumput-rumput gajah. Karena arealnya kosong jadi kesan kumuh dan terbengkalai jadi lebih terasa.

Danau yang luas pun menjadi terlihat lebih kecil dan dangkal karena sepenuhnya kering. Saya tidak tahu pasti penyebab keringnya danau, yang jelas jadi terkesan tidak menarik. Saya seperti berkunjung ke areal rekreasi yang sebenarnya tutup.

Hampir semua kandang-kandang terlihat kurang terawat. Saya bukan orang yang pakar tentang kandang hewan atau habitat buatan. Saya hanya menilai secara awam, di mana ada buaya yang dikandang di sebuah kandang kotak, dengan areal berair yang hanya sedikit dan airnya menggenang hitam.

Semua kios tutup dan beberapa kios nampak seperti sudah lama ditinggalkan.

Saat berkeliling melihat-lihat, saya merasa bingung kandang mana dulu yang bisa dijelajahi agar tidak ada yang terlewat. Ketiadaan tanda-tanda atau jalur yang fix membuat pengunjung jadi tidak bisa mengurutkan lokasi kandang yang akan dilihat.

Beberapa kandang di ujung kebun binatang terlihat lebih baru, dan lebih layak meskipun tidak bisa dibilang bagus. Kandang-kandang itu merupakan hibah dari pemerintah pusat beberapa tahun yang lalu.

Saat perjalanan keluar areal kebun binatang pun kita melewati areal jajanan yang seolah-olah sudah tutup lama. Ada kios-kios yang terlihat sudah ditinggalkan sangat lama. Pada sore saya berkunjung, masih ada dua sampai tiga kios yang buka. Itupun yang lokasinya paling dekat dengan pintu masuk kebun binatangnya. Lainnya praktis semua tutup.

Memang Sudah Rencana Tutup Untuk Perbaikan

Semoga menjadi lebih baik setelah perbaikan.

Jurug zoo merupakan Perumda atau BUMD milik Pemerintah Kota Surakarta. Saat berkunjung, saya melihat beberapa aktivitas traktor yang mungkin sedang melakukan perbaikan. Meski dilihat sore itu aktivitasnya sudah sangat minim.

Di salah satu berita yang dimuat Solopos.com pada 22 Juni 2022. Sebenarnya Jurug zoo sudah diumumkan akan ditutup selama enam bulan untuk revitalisasi total. Namun, berita baru diunggah pada 29 Juni 2022. Penutupan Jurug zoo diundur karena musim liburan sekolah.

Jadi revitalisasi tetap dimulai awal Juli 2022 namun layanan rekreasi masih dibuka hingga nanti ada informasi selanjutnya. Berita solopos.com juga memuat alasan danau kering, karena memang dikeringkan untuk kepentingan revitalisasi.

Jadwal revitalisasi rencananya enam bulan dari Juli hingga Desember. Diungkapkan juga, konsep Jurug zoo baru nanti akan memakai konsep baru yang berbeda dari sebelumnya. Belum pasti seperti apa perubahannya, Wali Kota Solo, Gibran, mengungkapkan grand design nya akan diumumkan sebelum 17 Agustus 2022.

Semoga dengan proyek revitalisasi ini, Jurug zoo bisa berubah menjadi lebih baik dan bisa menjadi tujuan wisata yang populer di Kota Solo