Saat itu tahun 1998 saat Aku masih duduk dibangku kelas 3 SD. Sore itu aku sedang di daerah persawahan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahku, sungai-sungai kecil dengan aliran lembutnya mengelilingi sawah berkelok-kelok hingga tak terlihat karena melewati hutan bambu sebagai tanda perbatasan dengan kampung antah berantah setelahnya.

Saat itu Aku sedang berburu tebu, was-was akan datangnya penjaga, aku tak masuk dalam-dalam ke ladang tebu, hanya 2 meter dari pinggir ladang. Tercengang aku melihatnya, seonggok kepala manusia tergeletak, kepala wanita, masih bersih, masih muda, cantik, tersenyum, kepala manusia. Belum sempat membalikkan badan dadaku terasa sesak, pundakku ada yang mencengkeram erat sekali, sesosok tentara entah gadungan atau asli, berbadan tegap memakai kacamata hitam tersenyum padaku. Aku memberontak, hingga dua kali memberontak akhirnya terlepas, mungkin orang itu meremehkan keuatanku. Aku lari sekuat tenaga, Aku terus lari, aku lari sempoyongan, Aku lari tersandung, Aku kehabisan nafas, Aku lari menoleh belakang, Aku di mulut pintu hutan bambu.

Senyum Wanita Itu

Senyum Wanita Itu

Sambil terengah-engah, dari kejauhan kulihat tentara itu hanya diam, tetapi dengan posisi senjata laras panjang sudah berada di dadanya dan matanya sudah menempel di lubang keker, tiba-tiba sleeeeeeb…………………..Aku terjatuh,

adzan subuh sudah setengah jalan, Aku mengambil air wudhu.