Siang itu aku mondar-mandir di fakultas, ke berbagai kantor lainnya di kampus untuk mengurus satu hal yang paling ditunggu-tunggu, Wisuda. Iya wisuda sarjana.
Sekitar pertengahan 2008 lalu saat menerima pengumuman diterima di jurusan Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta, hati senang riang gembira, terucap segala sukur kehadirat Allah SWT. Aku memasuki level baru dalam perjuangan hidup ini. Kuliah demi kuliah terlewati, mbolos satu dan mbolos lainya saling melengkapi, BEM, SKI, hingga rutinitas lainnya memenuhi duniaku waktu itu. Tak terasa 8 semester terlalui, dan apa? yah.. masih ada beberapa mata kuliah yang aku belum lolos, tertekan? seingatku sih tidak. Hari-hari setelah semester 8 dilalui dengan kuliah bersama adik-adik tingkat yang imut-imut, tentunya diikuti dengan Skripsi. Tak terasa perjalanan kumencapai di akhir semester 10, dan Skripsi belum juga selesai, tapi waktu itu rasanya semangat, semangat buat lebih sering konsultasi dan konsultasi, hampir setiap hari ke kampus, SMS dosen pembimbing menjadi hal yang lumrah, kadang aku sampai kampus dosen pembimbing baru saja pulang, atau dosen pembimbing di kampus aku yang tidur di rumah, semua romantisme itu kulalui dengan sadar dan bahagia, sampai akhirnya tenggat waktu semester 11 akan berakhir dan aku terancam bayar SPP semesteran lagi, panik melanda, berharap dosen pembimbing bersedia mempercepat tempo bimbingannya agar semua bisa diselesaikan secara lebih efektif dan di waktu yang tepat. Kepanikanku berubah menjadi kemarahan, saat ternyata si pembimbing seperti tidak berubah dari kelakuan lamanya, seperti tidak ada hasrat menolong sesama, hanya seperti egois pendek yang otaknya hanya berisi tentang nafsu dan keinginnan pribadinya sendiri. Sudahlah, akhirnya semester 11 kutinggalkan, karena aku harus terus melanjutkan perjalanan hidup ini.
Kemarahan itu tak akan menjadikan prosesi penyelesaian Skripsi menjadi lebih baik, jadi aku terus memaksakan bimbingan dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi ku, awal tahun 2014 sebenarnya semua sudah selesai, re-checking dari dosen pembimbing yang memakan waktu lebih, akhirnya kuikuti saja, hingga nama Mei di bulan tahun ini muncul. Sungguh bukan rizalfikry kalau cerita hidupnya berjalan biasa saja, tanggal 6 Mei 2014 akhirnya datang, tanggal itulah secara diplomatis Bapak Ketua Jurusan menentukan tanggal ujian skripsi ku, atau istilah kerennya pendadaran. Pagi itu semua berjalan normal, hingga akhirnya ibu sekertaris ujian, tanya ke aku di mana berkas-berkas ujian ku, dan wtf, secara aturan birokrasi aku tidak tahu menahu soal urusan berkas ini, semua di jalankan oleh bagian pendidikan dan langsung turun ke tim penguji, termasuk sekertaris ujian di dalamnya. Tapi pagi itu berkas ku se-lembar pun ternyata tidak ada, dan aku harus ngetik sendiri, BACA YANG BENER YA NGETIK SENDIRI, pontang-panting ngetik berkas kurang lebih 10 lembar tanpa ada bayangan berkas nya seperti apa, walaupun sebenanrnya di komputer bag. pendidikan sudah ada template nya, ngetik dengan tekanan dan waktu yang mepet membuat semuanya menjadi tambah rumit. Akhirnya, saat waktu menunjukan pukul 10.45, Bu Ketua Sidang menghampiri aku seraya berkata “Mas, aku jam sewelas ngajar wi, mosok kwe arep ujian limolas menit thok?” tanpa memandang ke wajahnya aku jawab “gausah ngajar Bu” pendek beliau menjawab “woo yo raiso no”. Kemudian beliau berlalu, berselang beberapa detik kembali lagi sambil membawa 3copyan skripsi ku yang bakal diuji. Tanpa babibu, semua diserahkan kembali ke aku seraya berkata “Nyo mas diperbaiki sik, ujian mu minggu depan, waktu dan tempat yang sama”.
Coba disini para pembaca ada yang bisa nggambarin perasaan ku waktu itu ndak? Aku aja ndak bisa nggambarin kok, karena dasarnya aku ini ndak bisa nggambar, *duh soryOOT*. Yang jelas waktu itu ngetik berhenti seketika, kayaknya useless semua tadi ngetiknya. Tapi Alhamdulillah, sepertinya waktu itu semesta mendukung, Ibu paruh baya yang ada di Bag. Pendidikan menenangkanku, disuruh ambil hikmahnya, aku jadi bisa ngedit grammar yang sudah dicoret-coret tim penguji. aku jadi bisa tau poin-poin yang bakal diuji sama tim penguji, atau lebih-lebih lagi tim penguji bakalan lupa poin mana yang bakalan mereka uji, dan akhirnya minggu depan ga jadi ditanyain. Yasudahla, dasi yang sudah rapi-rapi kupakai akhirnya tak lepas dan berniat minggu depan pas ujian gausah pakai dasi.
Waktu satu minggu berlalu untuk ribet tanya teman satu dan teman lainnya soal grammatical errors yang ada di skripsi aku. Akhirnya Selasa 13 Mei 2014 datang juga, seperti minggu lalu saat ujian ku ditunda aku sengaja tidak sms temen-temen soal ujian pendadaran ku, kalau mereka tahu dari kabar selentingan dan mau dateng yasudah, atau ndak dateng ya gapapa, aku lebih nyaman dengan tidak menyuruh mereka datang. Pagi itu Dilla udah stand-by nemenin dari jam 9 lebih, ada beberapa temen plus adik tingkat yang kebetulan lewwat sambil ngasih semangat, rasanya udah pengen banget mulai ujian trus lulus. Akhirnya kurang lebih pukul 10.00 ujian dimulai, lumayan udah ndak grogi, udah persiapan lebih dibanding minggu lalu, singkat cerita 1 jam terlewati, tim penguji sudah selesai memberikan pertanyaan dan masukan buat aku, akhirnya aku dusiuruh keluar dulu memberikan waktu buat mereka untuk menentukan hasil ujianku. Kurang lebih 30 menit menunggu akhirnya aku disuruh masuk lagi, dan Alhamdulillah aku dinyatakan lulus. Sekali lagi Alhamdulillah.
Beribu-ribu ucapan syukur kupanjatkan kehadirat ALLAH SWT atas semua kelancaran yang diberikanNYA untuk ku. Mulai hari itu aku move on dari skripsi, lanjut ke Revisi. Seperti mengulang masa-masa konsultasi, tiap hari ke kampus cuman buat biar bisa nyetak skripsi lebih cepet, trus buru-buru daftar wisuda, maklum cuman punya waktu sampai Agustus buat daftar wisuda (Periode September 2014). Dengan beberapa keribetan birokrasi yang ada Alhamdulillah semua lancar dan 6 September 2014 aku diwisuda. Alhamdulillah.

Kami ber-5 – Aku, Ibu, Mba Nurul, Mas Habib mas ipar ku, sama Bapak. Iya, Bapak, di hati kami masing-masing.
Banyak-banyak terimakasih kuucapkan kepada segenap jajaran dosen jurusan Sastra Inggris UNS Solo. Bapak, ibu, mas, mbak perangkat fakultas yang kenal dan tidak kenal sama aku, terimakasih dan maaf kalau aku pernah ada salah. BEM FSSR terimakasih untuk kuliah kehidupannya. SKI FSSR terimakasih untuk perlindungan akhlaknya selama aku disana, tanpa SKI FSSR mungkin aku ndak seganteng sekarang.
Buat Ibu, Terima kasih buat semua pengorbanannya, memang aku bukan menjadi lulusan terbaik atau setidak nya lulus tepat waktu, tapi selama jenjang waktu kuliah yang tak jalani, tak pernah sedetik pun terbersit niatan untuk menunda waktu lulus, semua yang aku lakukan disela-sela kuliah InsyaALLAH akan bermanfaat buat masa depan nanti. Bismillah. Terimakasih Ibu.
Semoga cepat meraih cita-citamu ya, sob!
Amiiin,,
Kamu juga dit,, semoga semua harapan dan usaha dilancarkan
Pinjem dong Toga nya buat foto sebentar,, blm wisuda nih sh!t haha