Kalau nulis artikel atau berita online, pastilah ditambah foto atau ilustrasi untuk mempercantik dan memperjelas apa isi dari artikel atau berita tersebut. Nah, di sini (saya juga sering mengalaminya,) foto atau ilustrasi yang digunakan sering bukan milik pribadi dari penulis. Di jaman serba digital sekarang ini, foto atau ilustrasi bisa didapat dengan mudah. Di sini persoalannya bagaimana sih cari sumber foto atau ilustrasi yang bisa dipertanggung jawabkan?

Semenjak kerja di salah satu portal berita online tentang film, saya jadi lebih aware tentang hal ini. Karena selain dituntut profesional, ini adalah salah satu langkah menghargai karya milik orang lain. Biasanya sih selain pakai foto ekslusif dari fotografer perusahaan, saya kalau nulis berita tentang film lebih memilih cari ilustrasi dari adegan film, atau produk-produk resmi dari promosi sebuah film, karena copyrightnya jelas, studio atau distributor filmnya. Tapi jika foto yang dibutuhkan tidak ada, baru mencari alternatif lain, yang ini tricky menurut saya. Mengapa?

Karena tidak semua situs-situs hiburan luar negeri yang saya pakai sebagai sumber mencantumkan dengan jelas hak credit sebuah foto, siapa yang motret? Apakah ini foto ekslusif situs tersebut?, atau foto langganan dari foto agensi? Jika hal ini terjadi biasanya saya tulis saja nama situs yang menjadi sumber foto tersebut. Hehe.

Hal ini bisa sedikit aman ketika situs yang dijadikan sumber adalah situs bonafide dan besar

Nah, bagaimana jika yang dipakai sumber blog pribadi perorangan? Apakah layak? Menurut saya pribadi tidak khususnya untuk situs-situs dengan penyokong dana besar dan pengunjung yang besar.

 Apa udah dicek kalau foto dari blog wordpress.com atau blogspot.com itu benar-benar foto milik blog terebut? – Semoga sih udah ya.

Ada sebuah situs yang menurut saya sudah bertaraf nasional, isinya mengenai hubungan, motivasi, hingga hal-hal yang lagi tren, hampir semua postingannya listing, dengan masing-masing poin pakai gambar. Mulai dari gambar headline saja udah ada link sumber gambarnya, dan tak jarang link yang cantumkan itu domain gratisan, yang entah pemiliknya itu ambil gambar untuk blognya di mana. Terus caranya juga mengganggu banget, itu homepage situsnya ditulis, dengan hyperlink directlink gambar, atau terkadang hyperlink-nya postingan yang ada gambar itu.

Selain itu, situs lain, yang modelnya hampir mirip dengan yang saya ceritakan di atas, tak jarang menaruh logo situsnya di foto-foto yang mereka pakai, padahal foto-foto itu jelas bukan dari situs itu, editornya cuman main kolase. Kayaknya jaman sekarang bikin kolase dari foto orang bisa disebut bikin foto baru mungkin ya?

Sedih sebenernya ngelihat kayak gitu, memang sih kayaknya masalah sepele, tapi kalau perusahaan gedhe-gedhe kayak gitu tidak memulai pakai langkah yang bener, yowis, modar wae, sing cilik-cilik ngene iki isoh opo? Aku dudu Batman.

Mungkin di postingan selanjutnya kita bisa belajar bareng soal cara sederhana nulis sumber gambar yang etis dan sah.

Ilustrasi Foto Headline oleh Fred_v Via Flickr