Setelah penantian beberapa tahun, akhirnya Captain America: Civil War dirilis di bioskop. Kebetulan juga perilisannya berselisih satu hari dengan salah satu film Indonesia yang paling dinanti tahun ini, AADC 2. Di sini saya tidak akan membahas AADC 2, dan juga tidak akan me-review Captain America: Ciwil War. Saya cuma mau kasih opini kalau mereka seharusnya ga perlu berantem.

Opini saya ini berdasarkan dari sinopsis filmnya yang ditulis Internet Movie Database (IMDB). Menurut IMDB, sebuah insiden yang melibatkan tim Avengers kembali menimbulkan korban dari warga sipil. Hal ini menimbulkan interfensi pemerintah dunia berupa inisiasi untuk dibentuknya sebuah badan khusus yang akan mengatur setiap tindakan tim Avengers.

Sampai sini paham kan dengan sumber konflik filmnya?

Dari intervensi pemerintah dunia itu terbentuklah dua kubu pro dan kontra. Seperti telah digambarkan dari promo-promo filmnya, Iron Man akan memimpin kubu pro, dan Captain America sebagai pemimpin kubu yang kontra, alias tidak setuju.

Korban warga sipil menjadi senjata utama pemerintah dunia untuk mengesahkan perjanjian yang disebut Sokovia Accord itu. Tim Avengers disebut berindak tanpa perhitungan sehingga menimbulkan banyak korban dari warga sipil.  Tuduhan berindak tanpa perhitungan ini sebenarnya sangat mudah untuk dibuktikan salah besar.

captain-america-civil-war

Tim Iron Man ( © Marvel Entertainment)

Mereka kudu nonton ulang film-film seperti The Avengers (2012). Saat battle of New York ada beberapa scene yang menampilkan tim Avengers bersusah payah untuk menyelamatkan warga New York. Bahkan dari perintah Captain America sangat jelas didengar untuk membatasi gerak pasukan Chitauri di beberapa blok bangunan saja. Apa guna hal ini? selain mengurangi kerusakan pastilah mengurangi kemungkinan jatuhnya korban.

Film kedua yang bisa ditilik lagi adalah Captain America: The Winter Soldier (2014). Final chaos di film itu terjadi di fasilitas S.H.I.E.L.D sehingga kemungkinan kecil ada korban warga sipil. Kalopun ada korban dari orang yang tidak terlibat pertempuran, pastinya dari pegawai S.H.I.E.L.D, ya itu resiko mereka kerja di situ.

Film ketiga tentunya, Avengers: Age of Ultron (2015), tonton lagi deh intro filmnya, di situ diperkenalkan Iron Legion, AI barunya Tony Stark yang bertugas untuk mengamankan warga sipil di daerah perang.

Selain itu, bukti lainnya ada di pertempuran utama di film tersebut. Langkah pertama sebelum battle of Sokovia adalah ngeluarin sebanyak mungkin warga Sokovia dari kota tersebut, keep the batlle between us, that is exactly how Captain America said in the movie. Rencana mereka memang tidak berjalan lancar, Ultron keburu menerbangkan Sokovia. Tapi setelah itu esensi penyelamatan lebih jelas lagi, Captain meminta Iron Man mencari jalan keluar, sembari lainnya mengamankan warga yang masih di dalam kota. Trus peran Ultron? Kalo saya lihatnya sih Ultron cuman semacam pelengkap di situ, ya biar ada yang dilawan lah ya.

Dari ketiga film itu seharusnya Captain America dan Iron Man bisa ngerasa, kalau selama ini mereka ga asal beraksi membasmi penjahat tanpa memperhatikan warga sipil.

Trus di film ini sutradara Joe dan Anthony Russo menghilangkan satu tokoh penting yang kalau ada, perang saudara itu tidak akan terjadi, tokoh itu adalah Nick Fury (Samuel L.Jackson). Pakdhe bermata satu itu selalu memiliki akal unik untuk menjalankan keinginannya, atau bisa dibilang Nick Fury punya karisma tersendiri sehingga bikin semua orang nurut sama do’i. Kalau Nick Fury ada di Civil War, pasti Captain America dan Iron Man bisa dibuat sepaham. Trus mereka akan melawan siapa? Pemerintah? Who Knows….