Banyak kota-kota besar di dunia ini berada di daerah pesisir pantai. Hal itu karena pelabuhan-pelabuhan menciptakan perputaran ekonomi yang perlahan membangun kota itu lebih dulu daripada kota-kota lain yang jauh dari laut. Seiring berjalannya waktu, kota-kota besar di dekat pantai memikili permasalahan serius dan disebut akan segera tenggelam. Secara ilmu pengetahuan fenomena ini biasa disebut dengan penurunan permukaan tanah.
Penurunan permukaan tanah merupakan masalah serius yang dapat menyebabkan kota-kota tenggelam. Penyebab utamanya meliputi penambangan tanah yang berlebihan, penurunan air tanah akibat eksploitasi sumber daya alam, kompaksi tanah karena aktivitas konstruksi besar-besaran, dan pencairan permafrost di daerah yang terpengaruh oleh perubahan iklim. Dampak dari penurunan permukaan tanah dapat sangat merugikan, terutama bagi kota-kota yang terletak di daerah rendah atau pesisir. Meningkatnya risiko banjir, intrusi air laut, dan kerusakan infrastruktur adalah beberapa dampak yang bisa terjadi akibat penurunan permukaan tanah yang signifikan. Ini menekankan pentingnya perlindungan dan manajemen sumber daya alam yang berkelanjutan untuk mencegah terjadinya masalah ini di masa depan.
Hingga tahun 2024 ini, sudah banyak daftar kota-kota besar di dunia yang perlahan tenggelam. Mana saja kota-kota tersebut? Yuk kita bahas 7 kota besar di dunia yang diprediksi akan tenggelam;
1. Jakarta, Indonesia
Pembahasan terkait Jakarta tenggelam bisa dibilang bukan hal yang baru. Bahkan beberapa website dan penelitian menyebut Jakarta adalah kota dengan tingkat penurunan permukaan tanah tercepat di dunia. Sebuah artikel yang diterbitkan New York Times menyebut beberaa lokasi di Jakarta mengalami penurunan permukaan tanah sebanyak 30,5 CM per tahunnya. Sekarang kurang lebih 40% wilayah Jakarta sudah berada di bawah permukaan laut.
Selain dikarenakan meningkatnya permukaan laut Jawa, tenggelamnya Jakarta juga disebabkan karena ekstraksi air tanah yang berlebihan. Permasalahan tentang air tanah ini mungkin tidak bisa dihindarkan karena Jakarta merupakan ibu kota negara di mana bisnis, pemerintahan, dan hiburan berpusat. Alhasil populasi kota ini juga sangatlah tinggi. Namun terlepas dari hal itu, banyaknya lahan basah yang dikeringkan karena sumur-sumur ilegal di berbagai area di Jakarta diklaim turut mempercepat tenggelamnya kota ini.
Sebuah penelitian yang terbit pada 2022 menyebutkan kalau sebagian besar area di Jakarta akan menjadi tidak layak huni pada 2030 atau bisa diprediksi sebagian besar wilayah itu akan rutin terkena banjir. Apa mungkin keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota juga salah satunya karena permasalahan ini? Kayaknya sih iya….
2. New York, AS
New York, salah satu kota di Amerika Serikat yang juga mengalami masalah serius tentang penurunan permukaan tanah. Berbeda dari Jakarta yang tenggelam karena eskploitasi sumber daya dan kurangnya perencanaan dalam mencegah fenomena ini New York perlahan tenggelam lebih karena fenomena yang disebut dengan Glacial Isostatic Adjustment. Sederhananya fenomena ini bisa disebut dengan proses penyesuaian permukaan kerak bumi karena melelehnya lapisan es super besar. Daerah yang dulunya tertutupi es, permukaannya akan kembali naik seiring dengan mencairnya es.
Dalam kasus New York ini penyebab terbesarnya adalah pencairan es di daerah Amerika Utara yang terus terjadi sejak zaman es. Saat area yang es nya menghilang akan mengalami kenaikan permukaan, daerah-daerah yang berada di pesisir seperti New York akan mengalami penurunan permukaan tanah.
Di New York, tingkat penurunan permukan tanahnya terjadi sekitar 3-4 milimeter per tahun. Masih sangat jauh dibandingkan dengan apa yang terjadi di Jakarta.
3. Houston, AS.
Sejarahnya, Houston adalah kota pelabuhan yang menjadi jantung perdagangan di Texas, AS. Sejak dulu juga Houston selalu dibayang-bayangi dengan permasalahan penurunan permukaan tanah. Terletak di Teluk Meksiko dan berada di daerah datar, adalah beberapa dari alasan permasalahan tersebut. Namun kondisi ini diperparah dengan tingginya ekstraksi air tanah untuk menghidupi warga-warganya. Meski kini penggunaan air tanah sudah diregulasi dengan lebih baik, masalah penurunan permukaan tanah itu tetap mengintai.
Sejak 1917, permukaan tanah di Houston mulai menurun perlahan, sekarang permukaannya sudah turun hingga 3 meter.
4. Rotterdam, Belanda
Rotterdam adalah kota pelabuhan yang sangatlah terkenal di Belanda. Kini, 90% area di Rotterdam sudah berada di bawah permukaan laut. Kota ini mengalami penurunan permukaan tanah kurang lebih hingga 1,5cm per tahun. Meski demikian, teknologi yang dimiliki Belanda untuk mencegah kota itu kebanjiran bisa menjadi solusi jangka pendek.
Salah satu penyebab utama tenggelamnya Rotterdam adalah pengeringan lahan gambut yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang panjang. Mengeringnya lahan gambut menyebabkan penurunan permukaan tanah hingga 8 cm per tahunnya. Di samping itu, Rotterdam semakin terancam tenggelam karena permukaan laut akan terus meninggi setiap tahunnya.
5. Virginia Beach, Virginia AS
Virginia Beach adalah sebuah kota di Virginia yang berkolasi di teluk Chesepeake. Kota ini merupakan kota yang paling cepat tenggelam dari semua kota yang berada di garis pantai timur AS. Penurunan permukaan tanah di Virginia Beach disebabkan oleh berbagai alasan mulai dari pengerukan sumber daya alam, faktor alam seperti yang dialami New York, hingga naiknya permukaan air laut. Ilmuwan memprediksi kalau di tahun 2050 permukaan air laut di Virginia Beach akan naik hingga 60 cm.
6. Bangkok, Thailand
Bangkok adalah salah satu kota besar di Asia Tenggara yang juga merupakan destinasi wisata internasional. Sebagai kota yang padat penduduk, Bangkok punya malasah besar karena rutin mengalami banjir.Hal ini tak terlepas dengan lokasi Bangkok yang berdekatan dengan muara sungai Chao Phraya dan Teluk Siam.
Modernisasi Kota Bangkok bisa dibilang sebagai salah satu pemicu permukaan tanah di kota ini semakin lama semakin menurun. Penggunaan air tanah yang berlebihan juga dianggap sebagai pemicu. Sebuah riset di tahun 2012 menyebutkan kalau di tahun 2050 70% bagian dari Bangkok akan mengalami penurunan permukaan dan dipastikan akan selalu banjir.
7. Venice, Italia
Siapa sih yang tak mengenal Venice, yang sejak dahulu sudah populer sebagai kota wisata yang dikelilingi air. Venice merupakan kota yang dibangun di atas pulau-pulau kecil yang semuanya dikelilingi air laut. Venice memiliki jembatan untuk menghubungkan antara-pulau. Selain itu, transportasi kanalnya juga sangat maju sehingga mendukung sisi pariwisatanya.
Permukaan tanah di Venice setiap tahunnya turun sekitar 0,2 centimeter. Hal ini disebabkan oleh banyak hal seperti ekstraksi air tanah, kenaikan permukaan air laut, bangunan yang bertambah berat, dan satu lagi karena lempeng tektonik di bawah Venice yang membuat pulau-pulau di Venice miring ke timur dan perlahan tenggelam. Jika diperhatikan, sekarang sisi barat dari Venice lebih tinggi dari sisi timur kota itu.
Itulah tujuh kota di dunia yang pelan tapi pasti mengalami permukaan tanah dan bisa saja beberapa tahun lagi akan tenggelam. Setiap kota memiliki permasalahan masing-masing namun mayoritas disebabkan oleh ekstraksi air tanah yang berlebihan.