Mencatat judul ceramah seusai sholat Isya’, meminta tanda tangan penceramah dan pengurus remaja masjid, meminta stempel untuk melegalkan semua itu, mengisi list sholat berjamaah dan mengisi kegiatan membaca alqur’an setiap harinya. Semua kegiatan mulia itu seakan menjadi kegiatan utama adik-adik kita yang masih SD, yang dulu pernah menjadi kegiatan utama kita di bulan ramadhan. Sebagian dari mereka melaksanakan itu semua mungkin karena tuntutan dari sekolah yang mengharuskan buku itu diisiselama bulan ramadhan. Sebagian anak yang lain menganggap buku ini hal penting yang memang harus diisi, setiap kolomnya. Pada fase ini mereka dikenalkan dan difahamkan dengan metode Mutaba’ah yang bertujuan untuk mengontrol amalan harian mereka.

Apakah hal itu sepenuhnya berpengaruh pada kita yang juga pernah bergaul dengan buku kegiatan ramadhan? Saya yakin pasti hampir semua jawaban dari kalian adalah TIDAK. Buku kegiatan ramadhan yang dulu pernah kita isi tidak berpengaruh dengan kegiatan bulan ramadhan kita sekarang. Posisi kita sebagai muslim dewasa menjadikan kita bertanggung jawab dengan diri kita sendiri. Tak ada lagi guru yang dengan sukarela menganjurkan kita untuk senantiasa memaksimalkan ibadah di bulan ramadhan, tak ada lagi yang menyediakan dan meneliti  buku kegiatan ramadhan kita setiap minggunya. Sekarang kita sendiri guru yang mengawasi diri kita masing-masing. Disinilah ujian konsistensi dan kualitas diri  yang setiap harinya akan kita hadapi, bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi selama kita masih hidup.

Konsisten, salah satu kunci untuk selalu menjadi baik dan lebih baik setiap harinya. Coba kita lihat, hari pertama sholat tarawih di masjid pasti penuh sesak, giliran memasuki hari-hari berikutnya, kuantitas jama’ah terlihat menyusut sedikit demi sedikit, tak usah bicara soal kuantitas jama’ah, bicara soial diri kita sendiri saja, apakah kita bisa terus konsisten untuk lebih baik setiap harinya.  Dan memang tak mudah melakukan itu semua. Konsisten itu tidak mudah, tapi bisa dilakukan.

Disini saya ingin mengingatkan khususnya untuk saya pribadi, kalau bulan ini jadi ujian konsistensi bagi diri kita masing-masing, konsisten dalam melakukan ibadah, dan aktivitas yang bermanfaat adalah tujuan umum di bulan ini. Penilainya adalah Allah SWT, bangun rasa malu kalau kita gagal jadi lebih baik dalam setiap harinya. Malu, Malu sama Allah, malu sama temen atau sodara mah udah mainstream.

 Posting ini merupakan seri posting tausiyah Ramadhan 1435 H – mencoba berujar yang baik itu bisa darimana saja.