Berdagang adalah salah satu teknik untuk mencari nafkah. Bagi teman-teman yang sudah berpengalaman dalam berdagang pastilah sudah pernah menemui berbagai macam tipe pembeli. Itulah tantangan utama sebagai pedagang, memenangkan hati pembeli dan membuat pembeli merasa harus beli di tempat kita berdagang.Tipe pembeli pastinya beraneka ragam. Sepertinya tidak ada teori pasti untuk memetakan tipe pembeli, oleh karena itu, menurut saya jam terbang adalah kunci utamanya.
Saya pribadi tumbuh dari orang tua yang berdagang. Sampai saat ini ibu masih aktif membuka toko kelontongnya. Namun, saya baru mulai berdagang belum ada satu tahun terakhir. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, sejak Agustus 2020 saya mendapat kesempatan untuk mengurus toko alat elektronik atau kebanyakan khalayak menyebut toko listrik. Saya memulai usaha toko listrik bersama istri yang sudah lebih banyak memakan asam garam di dunia jual beli.
Selama kurang lebih 7 bulan fokus mengurus toko listrik, saya sudah menemui beraneka macam pembeli. Ada yang bikin bahagia, bangga, senang, ada juga yang bikin heran, sewot, atau marah, hingga au ah gelap.
Oleh karena itu, pada artikel kali ini saya ingin sedikit mendeskripsikan tipe calon pembeli sesuai pengalaman saya. Bacanya buat hiburan saja, jangan terlalu serius, saya tidak berusaha menggurui Anda;

- Pembeli simpel
Pembeli tipe ini bisa disebut favorit saya. Dia fokus mencari apa yang dia cari. Kalau ada ya dibeli, kalau tidak ada tak perlu bertanya aneh-aneh dan langsung pamit dengan sopan. Damai kalau berinteraksi dengan tipe pembeli simpel.
- Pembeli Ga tanya harga
Pembeli yang model ini juga termasuk mengasyikan. Tipe ini saya sematkan untuk mereka yang langsung beli tanpa menawar. Mereka biasanya menyebutkan apa saja yang mereka butuhkan. Saat ditotal langsung dibayar. Mereka ini bisa disebut kaum berduit, atau lagi berduit. Saya menemui tipe pembeli seperti ini basanya yang dari awal berniat merakit perpanjangan kabel atau roll kabel. Mereka sudah memiliki prinsip kalau beli roll kabel jadi bakal tidak awet. Mereka lebih memilih sedikit membayar lebih mahal agar dirakitkan roll kabel dengan tujuan agar lebih awet.
- Pembeli nawar kalem
Waktu itu malam-malam pas toko hampir tutup. Ada pria dewasa mencari kipas gantung buat istrinya. Setelah dicoba dan normal dia langsung deal beli kipas tersebut. Sambil menghitung uang dia dengan kalem menawar dengan pengurangan nominal yang masih normal. Kalau ada tipe seperti ini biasanya saya luluh dan memberikan diskon sewajarnya.
- Pembeli nawar ekstrem
Dari namanya kita bisa mengetahui bahwa tipe ini adalah kebalikan dari tipe sebelumnya. Untuk orang-orang seperti ini biasanya saya malah berpendirian teguh, kalau mau harga segitu ya silahkan ambil, kalau tidak tak apa. Menghadapi pembeli seperti ini biasaya saya bergeming. Satu pembeli yang paling saya ingat sampai sekarang adalah, ibu-ibu bersama suaminya ingin mencari kipas dinding. Saya tidak memaksa beliau beli, saya hanya mempertahankan harga yang saya tulis. Ibu-ibu tersebut ngotot pengen nawar, sampai banding-bandingin dengan yang pernah dia beli tapi merk lebih baik dan lebih murah. I don’t give a fuck sama klaim dia, cuman senyum sembari menahan emosi.
- Pembeli Ga paham barang
Menghadapi pembeli ini harus sedikit lebih teliti. Dia tidak benar-benar mengerti apa yang dia mau beli. Biasanya kasus seperti ini disuruh orang. Kalau menemui hal ini saya biasanya cariin dulu fotonya. Sekarang sudah ada Mbah Google. Alternatifnya si pembeli biasanya diberi catatan sama yang merintah. Asal barang yang dimaksud ada biasanya pembeli model ini langsung deal aja. Jadi tinggal sabar-sabarnya penjual memahami apa yang dicari pembeli model ini.
- Pembeli ga paham harga
Menemui pembeli yang tidak paham harga menurut saya sedikit tricky. Kita harus bisa menjelaskan se-netral mungkin kalau harga yang kita patok adalah harga pasaran yang normal. Jangan sampai ketidaktahuan pembeli jadi melabeli toko kita toko mahal. Saya pernah beberapa kali menemui pembeli yang memang tidak paham harga. Orang tersebut ingin membeli lampu yang terang menurut standar nya. Saat ditawari merk Philips merasa terlalu mahal, ditawari Luby masih kemahalan, dikasih lampu LED ekonomis ngeluh kurang terang. Akhirnya gue diemin.
- Pembeli nanya pesaing
Menurut saya, tantangan terbesar membuka toko listrik adalah mempunyai stok beraneka alat kebutuhan elektronik yang macamnya tidak sedikit. Sampai sekarang saya masih berusaha untuk melengkapi stok toko karena masih banyak barang yang dicari calon pembeli tapi saya tidak mempunyai stok. Di momen inilah biasanya calon pembeli menanyakan tempat lain yang menjual barang serupa. Karena saya yakin rezeki tidak akan tertukar, maka seringnya saya rekomendasikan ke toko lain yang berdekatan. Biasanya saran saya ganti-ganti, tergantung mood.
- Pembeli ngira kita tuhan
Pembeli model ini mirip dengan yang nanya pesaing, namun uniknya dia minta kita memastikan barang yang dicari ada di toko lain yang kita sarankan. Saat kita tidak bisa memastikan apa yang dimau si pembeli seperti tidak tertarik dengan saran kita. Menghadapi model ini biasanya saya dengan tegas mengutarakan ketidaktahuan terkait stok toko lain. ‘’Barangkali ada, saya tidak tahu pasti ada apa enggak, kalau mau coba silahkan,’ case closed.
- Pembeli setia
Pembeli yang seperti ini sangat langka. Setia di sini bukan hanya tentang repeat buying tapi kejujuran si pembeli. Saya sering mendapat alasan pembeli yang tak jadi beli dengan alasan ‘nanti kesini lagi mas,’ padahal dia tidak berniat untuk beli lagi atau ya beli di tempat lain. Saya pribadi juga pernah melakukan itu. Namun, saya masih ingat betul ada ibu-ibu yang membeli testpen Rp5.000 namun sempat pindah toko. Dengan tegas dia bilang “nanti kesini lagi Mas kalau di tempat lain ga ada,”. Saya sempat merasa itu hanya alibi dan sudah biasa. Eh, lha kok berselang 20 menit beliau kembali dan membeli testpen tersebut. Hebat. Selain itu ada bapak-bapak yang beberapa kali membeli lampu emergency di toko saya. Dia sampai memaksa saya order untuk diambil di hari tertentu. Bapaknya agak ribet, tapi beneran beli dan tidak menawar.
- Pembeli Ngarang
Tipe ke sepuluh ini aneh dan seringnya menjengkelkan. Mereka memberi alasan tentang suatu produk tapi tidak bisa saya terima dengan akal sehat. Baru-baru ini terjadi, ada yang mengaku membeli lampu Luby Capsule 38 Watt di tempat saya. Si calon pembeli mengaku lampunya hanya bertahan satu tahun kemudian mati. Anehnya, saya baru membuka toko kurang lebih 8-9 bulan. Ditambah lagi, produk yang dia maksud itu belum lama ini saya stok di toko. Aneh memang, tapi, meskipun mengeluhkan performanya, si pembeli tetap membayar lampu itu. Aneh tapi nyata. Saya beberapa kali menemukan hal serupa, mengaku beli di tempat saya namun saya tidak merasa pernah menjual hal yang mereka sebut sejak pertama buka toko.
Itulah kesepuluh tipe calon pembeli yang pernah saya temukan selama menjalani profesi pedagang. Toko listrik saya berada di Limbangan Kulon, Kabupaten Brebes. Bagi teman-teman di sekitarnya dan sedang membutuhkan alat-alat listrik bisa langsung datang ke toko di Jalan Gajah Mada 45, depan SMP N 3 Brebes. Kalau mau tanya-tanya bisa Wa ke 081223394366 atau klik Wa.me.
Bagi teman-teman yang jauh dari Brebes bisa meramaikan toko saya melalui Shoppe. Ada beberapa produk yang aman di kirim saya juga jual secara online. Cek tokonya di sini Shoppe SJEReborn2020