Kaca berkata, “Aku belum berani, belum berani dengan alasannya sendiri.”

Pemuda itu hanya tersenyum mendengarnya

Kaca berkata,”apa yang mau ku rengkuh belum aku kuasai.”

“Kamu belum mencoba”, Sahut pemuda itu.

Kaca berkata, “apakah rasa ini salah? ini bukan tiba-tiba, bukan muncul seketika sehingga menjadikannya semu seperti bidadari cantik yang bergitar.”

Pemuda itu hanya tersenyum mendengarnya.

Kaca berkata, “Prosesnya itu lama dan indah.”

Pemuda itu hanya tersenyum mendengarnya.

“Oh iya,, ak suka”, Kata Kaca

Saat dia minta tolong ke aku,,

Saat dia tiba-tiba duduk disamping ku tak berkata apa-apa,

Saat dia  ingin tau apa yang aku lakukan.

Saat dia  melet jelek ke aku

Saat dia  mengabdi tanpa pamrih

Pemuda itu hanya tersenyum mendengarnya.

Kaca berkata.”Aku takut jika dia dekat dengan kakak seperguruanya.”

Sang pemuda hanya mengernyitkan dahi tanda tak paham.

Kaca kembali membual panjang tak ada arah.

Mungkin anggapanku memang betul,dia memang tempat kamu menumpahkan semuanya, tempat kamu mengeluhkan semuanya. Dia memang bisa secara tepat menganggap kamu.

Bukan seperti aku yang memang tidak bisa berkharisma saat di depan kamu, yang memang belum bisa menjadi sosok penasehat buat kamu, belum bisa membuat kamu nyaman sehat.

Sang pemuda menjadi tertarik mendengar yang selanjutnya.

Kaca berkata, “maaf kalau aku terlalu terpesona sama kamu”.

“Bodoh”, kata sang pemuda.

Sebelum pagi datang, kaca berkata lagi.

” Biar aku yang menunggu dan menghiasi perasaan ini sendiri, suatu saat nanti akan kujemput dia dengan aku yang lebih baik dan lebih siap. ”

 

Sambil membalikan badan sang pemuda berkata, “Semoga,,, berusahalah”

 

Kata Kunci yang Kecantol:

  • Puisi tema liburan
  • contoh puisi satirik
  • puisi satirik
  • puisi libur